Sylvia's Journey
  • Home
  • Sylvia?
  • Traveling
    • Jawa Barat
    • Daerah Istimewa Jogjakarta
    • Jawa Tengah
    • Kuliner
    • Museum
  • Budgeting
    • Belajar Budgeting
    • Budgeting With Me
    • Evaluasi Keuangan Bulanan
    • Tabungan
    • Category 5
  • Thoughts
    • Curhat Kehidupan
    • Curhat Percintaan
    • Curhat Perkucingan
    • Curhat Keuangan
    • Curhat Autoimun
    • Sub Menu 4
  • Contact Us

Assalamualaikum

Malem ini, jam 10:23pm diatas kasur dan sendirian. Sedih bgt gasih wkw.

Pgn sharing sedikit opini tentang baper.

Sesuai judul, kenapa mesti ada kata baper?

-------

Jadi, semenjak ada kata baper. Orang2 suka jadi seenaknya. "Lah lu nya sih baper" or "emg baperan sih dia mah". Satu kata aja, kenapa?

Kenapa semenjak ada kata baper, semua orang bisa ambil kesimpulan bahwa si ini baper, atau si itu baper?

Ohya udah tau kan apa arti kata baper? Bawa perasaan?

"Ah biarin aja, emg dianya aja baperan"
"Kenapa sih baperan banget jadi org?"

Please stop talking that shit!

Nggak semua orang itu kek lo! Nggak semua orang itu hatinya keras. Nggak semua orang itu bodo amat. Nggak semua orang itu bisa nerima apa yang orglain bilang tentang kita. Nggak semua orang itu sama dengan kalian.

Jadi tolong, berhenti memposisikan diri sebagai orang yang benar. Orang yang bisanya cuma ngatain "baper lu".

Semenjak ada kata baper. Seolah apa yang kita omongin itu udah bener. Udah pas. Dan seenak jidat kita bilang oranglain yang "salah" dengan kata baper.

Semua orang itu beda beda cuy. Some people are heartless. But some people too are kind hearted.

Jangan pernah seenaknya hina atau ngehakimin orang abis itu lu ngomong "ah baperan sih lu mah"

Where did your heart go?

Sebenar itukah lu sampe seenak jidat judge oranglain? Sesempurna itukah lu sampe harus hina oranglain?

Sometimes I just don't get why so easily for people to judging and harassing at each other. I mean, why?

Nggak ada yang sempurna bro sis! Stop saying "lu mah baperan" sedangkan lu sendiri nggak bisa nerima kalau lu dihina sama oranglain.

Satu hal yang mesti lu tau. We all are different.

Mestinya kita mulai perbaiki diri. Udah sempurna kah kita? Udah benerkah kita?

Suka hina orglain iya, terus pas orglain ngga nerima dihina kita yang hina bilang "baperan lu mah" ahhhh f*ck off! Sebel sesebel sebelnya. Titik.

Sebenernya masih banyak lg yg pgn dicurahin disini. Kesel bat rasanya selalu nemu kata baper disetiap hinaan & cacian. Tapi why people keep doing that?-_-

Sekian

Yang sebel sama kata baper,

Sylvia

Assalamualaikum

Di sore hari yang dingin ini hujan turun, listrik juga tetiba ikutan mati. Mungkin listrik juga lagi ngerasain hal yang sama kayak aku. Mager. Hehehe.

Lagi download salah satu aplikasi yang enak banget buat dipake nonton film di HP. Sayangnya, karena hujan, ditambah mati lampu. Sinyal ikutan turun. Queued lagi dan lagi.

Suami pulang jam 4 sore. Yang berarti 49menit lagi harus udah siap sedia teh anget kesukaan dia dan harus udah selesai masak.

Tapi apa daya. Aku yang males ini, males banget buat bangun dari kasur yang angetnya luarbiasa ini disaat cuaca lagi dingin gini. Gimana dung?

Malah lebih tertarik ngetik ngetik di smartphone yang kemarin kemarin tetiba mau pensiun. Tapi sekarang sudah membaik. Yeay!

Oke, sesuai judulnya.
Mau ceritain beberapa tempat yang -+2bln lalu aku kunjungi bareng suami saat di Yogyakarta. Yang katanya honeymoon backpacker hehehe.

Museum Benteng Vredeburg

Pertama, Museum Benteng Vredeburg. Museum Benteng Vredeburg berada tepat di Jalan Jendral Ahmad Yani No 6. Atau ujung selatan dari Jalan Malioboro.

Cukup dengan membayar tiket masuk untuk dewasa seharga Rp. 3000,- per orangnya, kita udah bisa jelajah museum, menikmati fasilitas yang disediakan dan tentunya belajar banyak dari museum.

Pertama, setelah beli tiket. Salah satu penjaga segera mengarahkan kita (aku dan suami) menuju ruang pertunjukan (audio visual). Yang mana ruang pertunjukan itu kita bisa nonton sejarah awal dari Museum Benteng Vredeburg ini. Lupa berapa lama waktu pertunjukan video sejarah ini tapi sepertinya -+10 menit.

Setelah selesai pemutaran video, saat itu kita mulai menjelajah kesana kemari. Oh ya, isi museum juga banyak loh. Mulai dari diorama, koleksi realia, dan patung pahlawan.

Dengan banyak pepohonan yang tumbuh disekitaran museum rasanya bisa ngurangi rasa panas Jogja. Banyaknya pengunjung mulai dari dewasa, turis sampai anak anak.

Kenapa harus museum? It seems like I'm a museumholic hahaha. Rasanya selalu penasaran banget dan suka banget kalau udah main main ke museum.

Dan kenapa tempat pertama yang dikunjungi itu museum? Pertama, kalimat kalimat di paragraf atas itu alasan pertama. Alasan kedua, karena museum ini nggak begitu jauh dari penginapan.

Jadi jikalau ada yang tanya "worth nggak sih main sambil belajar ke Museum Benteng Vredeburg ini?" untuk yang baca, Museum Vredeburg ini WORTH SEKALI buat jadi salah satu where-to-go-list kalian saat liburan atau lagi di Yogyakarta.

Kayaknya segitu dulu dari aku, next lanjut untuk Museum Motor di Yogyakarta. Ada yang udah pernah ke Museum Motor jugak? Share yuk di kolom komen *sapa yang mau komen sylll*

Makasiii udah baca tulisan yang lagi lumayan normal ini.

Catch you later!

With love,

Sylvia

Assalamualaikum.

Kita kembali dan meraih kemenangan.
Minal aidin wal faidzin.

Taqabalallahu minna wa minkum. Selamat hari raya idul fitri 1439h.

Semoga semua amal ibadah kita di bulan ramadhan tahun ini diterima oleh Allah SWT. Semoga kita masih bisa bertemu bulan yang penuh suci di tahun depan.

Lupakan diet, makan opor ayam, rendang, tumis, ulen, kue lebaran. Jangan lupa uang THR buat ponakan ponakanmu. Jangan lupa pertanyaan "kapan nikah?"

Maafin nulis sesuatu yang nggak jelas gini.

Happy eid mubarak!
Happy "kapan nikah?" Day!

Blessed,

Sylvia

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • A Thank You Letter To My Papah
  • February: Day 9 Writing Challenge - What Nicknames Did I Have Growing Up?Have
  • Life Update: Setengah Kehidupan di 2022 (Lagi)
  • Happy Eid Mubarak 1440H
  • Belajar Bookbinding di Bandung Readers Festival

ABOUT SYLVIA




 

Seorang wanita, cielah wanita. Yang sekarang menjadi seorang istri. Seseorang yang masih jadi pemimpi dari sebuah kampung di Bandung. Suka akan wewangian bayi dan susu putih. Bermimpi bisa menginjakan kakinya di tanah Paman Sam, menjadi seorang traveller keliling dunia walau tampaknya sulit karena untuk ngekost pun tidak diperbolehkan mamake dan bapake. Tapi itu dulu, sekarang alhamdulillah udah tinggal berdua sama suami. Yang selalu berangan yang menguasai banyak bahasa walau tampaknya sulit karena buku belajar bahasa mandarin yang dibelikan papa pun sudah usang tak terpakai. Seorang pemimpi yang ingin mimpi-mimpinya jadi nyata walaupun kenyataannya bangun pagi pun mesti pakai alarm. Nulis apapun yang mau ditulis. Seringnya nulis sesuatu yang weird dan nggak di mengerti orang. Enjoy!

SUBSCRIBE & FOLLOW

Categories

  • Books 5
  • Cha 1
  • Challenge 44
  • Correspondence 21
  • DIY 2
  • Foods 6
  • Jawa Barat 14
  • Kehidupan 32
  • Movie 1
  • Museum 2
  • Percintaan 10
  • Perkucingan 1
  • Thoughts 105
  • Traveling 1
  • Travelling 8
  • Writing 46

Advertisement

Sylvia Nabilasari Saragih . Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Blog Archive

  • 2023 (1)
    • Januari (1)
      • Life Update: Setengah Kehidupan di 2022 (Lagi)
  • 2022 (2)
    • Mei (2)
  • 2021 (1)
    • Oktober (1)
  • 2020 (57)
    • Juni (1)
    • April (4)
    • Maret (3)
    • Februari (14)
    • Januari (35)
  • 2019 (41)
    • Desember (14)
    • November (10)
    • Oktober (4)
    • September (2)
    • Agustus (1)
    • Juli (3)
    • Juni (5)
    • Mei (1)
    • Januari (1)
  • 2018 (15)
    • Oktober (3)
    • Juli (2)
    • Juni (2)
    • Mei (3)
    • April (4)
    • Februari (1)
  • 2017 (13)
    • November (1)
    • Oktober (1)
    • September (7)
    • April (2)
    • Februari (2)
  • 2016 (5)
    • November (2)
    • Maret (1)
    • Februari (2)
  • 2015 (7)
    • November (3)
    • Oktober (4)
  • 2014 (4)
    • Maret (2)
    • Februari (2)

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates