Sylvia's Journey
  • Home
  • Sylvia?
  • Traveling
    • Jawa Barat
    • Daerah Istimewa Jogjakarta
    • Jawa Tengah
    • Kuliner
    • Museum
  • Budgeting
    • Belajar Budgeting
    • Budgeting With Me
    • Evaluasi Keuangan Bulanan
    • Tabungan
    • Category 5
  • Thoughts
    • Curhat Kehidupan
    • Curhat Percintaan
    • Curhat Perkucingan
    • Curhat Keuangan
    • Curhat Autoimun
    • Sub Menu 4
  • Contact Us
Assalamualaikum



Ini artikel kedua di bulan September 2019. Sebelumnya, aku sharing mengenai bookbinding disini.

Nah, cerita berlanjut. Setelah puas ikut workshop, donasi buku, ke bazaar buku. Aku memutuskan buat ngedate ke Museum Gedung Sate. Yang mana, Museum Gedung Sate ini jadi tempat workshop di Bandung Readers Festival. 

Museum Gedung Sate ini berlokasi di Jl. Diponegoro No. 22 Citarum Kec. Bandung Wetan Kota Bandung.

Untuk masuk dan belajar sejarah di Museum Gedung Sate ini kita cukup keluarin uang sebesar Rp. 5.000,-/orang aja lho!

Setelah melakukan pembelian tiket masuk, kita bakalan dikasih sebuah gelang, sebagai tanda kalau kita udah melakukan pembelian tiket. 

Oh ya, kalian juga bisa titip barang bawaan kalian di bagian loket tiket.

Lanjut, setelah itu kita bisa jelajahi Museum. Isi dari Museum Gedung Sate ini mengenai sejarah, proses pembangunan serta informasi mengenai Gedung Sate.

Nah, kebetulan banget pas baru masuk ke area museum. Ada pemberitahuan, dalam beberapa menit bakalan ada pemutaran video sejarah Gedung Sate di ruang teater.

Pemutaran video berlangsung beberapa menit. Ruang teater cukup cozy menurut aku sampai suamik ngantuk hahaha. Dan kurang lebih ada 25 sampai 30 kursi. 

Oh ya, selain dilengkapi ruang teater. Di Museum Gedung Sate ini juga dilengkapi dengan fasilitas teknologi kacamata VR (Virtual Reality), ruang augmented reality, serta ruang lain yang belum sempat aku jelajahi. 

Museum Gedung Sate ini nggak sebesar Museum lain di Bandung. Tapi nggak kalah bagusnya, karena banyak banget spot foto buat postingan Instagram kamu tambah kece.


salah satunya di belakang aku ini. bagus kan.

Aku juga sempet coba pake kacamata VR. Dan ngerasa seakan-akan lagi naik balon udara, keliling di area sekitar Gedung Sate. 

Sayangnya, nggak banyak yang aku jelajahi di Museum Gedung Sate ini, karena waktu menunjukan jam 04:00pm. Yang mana, jam 04:00pm itu waktu ditutupnya Museum. 

So, I had to say goodbye. Next time ke Museum Gedung Sate lagi bawa anak, InshaAllah. Doakan ya temen temen, hihi. 

Jangan lupa ya, ajak anak cucu menjelajahi museum. Karena museum itu warisan bersejarah untuk kita kita.

Love,








Assalamualaikum.

Finally, ada keinginan untuk nulis lagi disini. Aku tlah bangkit☺ alhamdulillah.




Hari ini, mau cerita mengenai bookbinding workshop bareng @bindingideas di Bandung Readers Festival tanggal 8 September kemarin. 

Sebelumnya kenalan dulu yuk sama Bandung Readers Festival.

Bandung Readers Festival ini diadakan dari tanggal 4 September 2019 sampai dengan tanggal 8 September 2019. Bandung Readers Festival ini festival literasi pertama di Kota Bandung. Dan, festival literasi ini, gratis dan terbuka untuk umum. 

Bandung Readers Festival ini diadakan di 4 tempat. Yaitu:
  1. Institut Francais Indonesie
  2. NuArt Sculpture Park
  3. Abraham & Smith HQ
  4. Rumah The Panasdalam
  5. Museum Gedung Sate
Festival ini diisi oleh berbagai program seperti sharing sessions, diskusi, story telling, taaruf buku, workshops, bazaar buku, dan talkshows.

Aku tau Bandung Readers Festival ini dari akun @bdgreadersfest itu sendiri, dan langsung semangat pengen ikut salah satu program yang bakalan diadain nanti. 

Sampai akhirnya, memutuskan untuk ikut salah satu workshop tanggal 7 September. Yaitu, bookbinding. 

Workshop bookbinding ini salah satu program Bandung Readers Festival yang bekerjasama dengan komunitas @bindingideas dari kota Salatiga. Yang diadakan di tempat ke 4 yaitu, Museum Gedung Sate.

Sambil menyelam, minum air. Sambil workshop sambil main ke museum lagi. Yuhuuu! Sukak museum banget anaknya tu.

Oh ya, kalian udah tau apa itu bookbinding? Kalau belum, bookbinding itu adalah penjilidan buku. Sekian hahaha. Kurang lebih seperti itu ya. Lengkapnya kalian bisa searching aja di Google☺

Semua alat dan bahan untuk workshop ini disediakan oleh tim @bindingideas. Kita hanya perlu membayar Rp 20.000,- untuk bisa ikut workshop ini.

Kesan pertama setelah lihat booth @bindingideas langsung jatuh cinta dengan banyaknya jurnal/notebook handmade, pencil case handmade, pouch handmade. Pokoknya semua handmade! 


 

Daftar. Nggak pikir lama. Tapi karena ada tempat untuk workshop di booth terbatas, aku nggak bisa langsung join. Memutuskan buat keliling keliling cek booth-booth yang lain. 

Oh ya, selain ikut workshop bookbinding, aku juga donasi buku untuk @lemaribukubuku. Kalian bisa baca nanti diartikel ini. Nanti yaa.

Setelah tempat untuk workshop ada yang kosong, aku mulai belajar binding.

Alat-alat & bahan:
  • Kertas samson (kertas isian notebook)
  • Cover depan&belakang notebook
  • Awl
  • Needle (untuk menjahit buku)
  • Benang
  • Gunting, cutter, alas potong, penggaris
  • 2 buah penjepit kertas 
  • Pensil
Sebelumnya, kak Priska (owner dari @bindingideas) ngejelasin beberapa hal mengenai binding. 
Kertas yang dipakai bookbinding ini adalah kertas samson. Kertas berwarna cokelat kekuningan ini jadi kertas yang sering dipakai untuk isian notebook/jurnal. Dan bisa kalian temuin di toko buku terdekat. 

Dan, kali ini kita belajar binding buku dengan teknik jahit ala jepang 4 lubang. Atau bahasa kerennya Japanese  4 hole binding.

Workshop dimulai dengan merapihkan isian dengan cover. Agar bentuk sama dan rapih. Jika ada space berlebih, bisa dirapihkan dengan menggunakan cutter. Jangan lupa gunakan penjepit kertas kamu yaa agar isian&cover lebih rapih dan nggak kabur kemana-mana.

Lalu, kita mulai mengukur jarak antara hole satu dengan yang lain. Lalu diberi tanda menggunakan pensil. Yang mana tanda ini, akan dilubangi.

Lanjut, setelah 2 step diatas kita mulai menjahit. Teknik jahit japanese 4 hole ini bisa kalian lihat videonya disini. 

Sayangnya, saat workshop kemarin terlalu fokus, sampai lupa nggak sempet foto-foto langkah satu sampai terakhir. Jadi maaf ya, aku cuma bisa share teknik jahitnya dari video di YouTube.

Jadi deh, jangan lupa kencengin jahitan kamu ya. Biar cover & isian tetep kokoh.


hasil karyakuuu ☺

Simple & cepet banget loh. Sayang, tangan yang nggak terbiasa jahit ini yang bikin agak lama. Tapi, nggak apa. Namanya juga belajar ya nggak?

Buat kalian yang seneng nulis nulis di notebook atau jurnal bisa banget nih belajar binding. Nggak usah deh beli lagi, karena udah bisa buat sendiri. 

Oh ya, aku juga beli pouch handmade juga, lucu banget motifnya! 




Sekian cerita dari aku tentang belajar bookbinding di Bandung Readers Festival kemarin. Aku jadi semangat belajar & buat notebook sendiri. Semoga nanti bisa sharing disini lagi ya mengenai bookbinding ini.

See you on next article!


Love,



















Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • A Thank You Letter To My Papah
  • Nggak akan berhenti gitu aja
  • Aku Seorang Istri
  • Happy Eid Mubarak 1439 H
  • Aku Takut...

ABOUT SYLVIA




 

Seorang wanita, cielah wanita. Yang sekarang menjadi seorang istri. Seseorang yang masih jadi pemimpi dari sebuah kampung di Bandung. Suka akan wewangian bayi dan susu putih. Bermimpi bisa menginjakan kakinya di tanah Paman Sam, menjadi seorang traveller keliling dunia walau tampaknya sulit karena untuk ngekost pun tidak diperbolehkan mamake dan bapake. Tapi itu dulu, sekarang alhamdulillah udah tinggal berdua sama suami. Yang selalu berangan yang menguasai banyak bahasa walau tampaknya sulit karena buku belajar bahasa mandarin yang dibelikan papa pun sudah usang tak terpakai. Seorang pemimpi yang ingin mimpi-mimpinya jadi nyata walaupun kenyataannya bangun pagi pun mesti pakai alarm. Nulis apapun yang mau ditulis. Seringnya nulis sesuatu yang weird dan nggak di mengerti orang. Enjoy!

SUBSCRIBE & FOLLOW

Categories

  • Books 5
  • Cha 1
  • Challenge 44
  • Correspondence 21
  • DIY 2
  • Foods 6
  • Jawa Barat 14
  • Kehidupan 32
  • Movie 1
  • Museum 2
  • Percintaan 10
  • Perkucingan 1
  • Thoughts 105
  • Traveling 1
  • Travelling 8
  • Writing 46

Advertisement

Sylvia Nabilasari Saragih . Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Blog Archive

  • 2023 (1)
    • Januari (1)
  • 2022 (2)
    • Mei (2)
  • 2021 (1)
    • Oktober (1)
  • 2020 (57)
    • Juni (1)
    • April (4)
    • Maret (3)
    • Februari (14)
    • Januari (35)
  • 2019 (41)
    • Desember (14)
    • November (10)
    • Oktober (4)
    • September (2)
      • Ngedate di Museum Gedung Sate
      • Belajar Bookbinding di Bandung Readers Festival
    • Agustus (1)
    • Juli (3)
    • Juni (5)
    • Mei (1)
    • Januari (1)
  • 2018 (15)
    • Oktober (3)
    • Juli (2)
    • Juni (2)
    • Mei (3)
    • April (4)
    • Februari (1)
  • 2017 (13)
    • November (1)
    • Oktober (1)
    • September (7)
    • April (2)
    • Februari (2)
  • 2016 (5)
    • November (2)
    • Maret (1)
    • Februari (2)
  • 2015 (7)
    • November (3)
    • Oktober (4)
  • 2014 (4)
    • Maret (2)
    • Februari (2)

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates