Sylvia's Journey
  • Home
  • Sylvia?
  • Traveling
    • Jawa Barat
    • Daerah Istimewa Jogjakarta
    • Jawa Tengah
    • Kuliner
    • Museum
  • Budgeting
    • Belajar Budgeting
    • Budgeting With Me
    • Evaluasi Keuangan Bulanan
    • Tabungan
    • Category 5
  • Thoughts
    • Curhat Kehidupan
    • Curhat Percintaan
    • Curhat Perkucingan
    • Curhat Keuangan
    • Curhat Autoimun
    • Sub Menu 4
  • Contact Us
Assalamualaikum
Bandung, 12 Februari 2020

What are your most prized possessions?

Prized possession berarti sesuatu yang melekat dengan diri kamu, sesuatu yang nggak bisa kamu hidup kalau nggak ada hal itu, hal yang kamu selalu punya nilai lebih daripada hal lain. Bisa berupa barang atau hubungan.

Sebenernya aku punya berbagai prized possessions, tergantung waktunya.

Saat bayik sampai dengan kelas 3 SD, aku punya 2 boneka kesayangan. Boneka bunny berwarna pink & boneka bear badut. Aku juga bener-bener nggak bisa jauh dari papah. Tidur pun sama papah dong, wkwk.

Saat kelas 4 SD sampai dengan kelas 3 SMK, aku selalu bawa kemanapun buku diary/binder aku. Dan minyak telon. Iya, minyak telon.

Saat lulus sampai dengan kerja, tentu ya handphone & minyak telon. Dua barang itu biasa aku bawa kemanapun. Dan pasti ada di tas.

Sekarang sesudah nikah, handphone, minyak telon dan jurnal. Pasti aku bawa kemana-mana dan untuk hubungan, yang pasti suamik ya. Karena pak suamik itu, sahabat, kakak laki-laki, partner in crime, dan imam. Oh ya, postcrossing & penpaling juga!

Kalau most prized possessions kalian, apa?

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 11 Februari 2020

Am I a city or a country person?

COUNTRY!


Aku selalu ngeblend sama nature.

Aku lebih sukak duduk dipinggiran kebun teh sambil minum yang anget-anget terus ngobrol ngalur ngidul bareng suamik.

Atau rendam kaki sambil bercurcol ria di curug/air terjun di Curug Layung.

Atau menghirup udara selama mungkin diatas bukit pagi hari dimana matahari baru mulai bersinar di Sunrise Point Cukul.

Atau riding sampek pilek bahkan meler saking dinginnya di Lembang.

Atau makan mie rebus di warung kecil di dekat Gunung Tangkuban Perahu.

Atau gowes sepeda air sambil ngopi kue 2500 an di Situ Patenggang.

Atau bulan madu backpacker an naik vespa ke Yogyakarta.

Atau makan mie rebus, duduk dipondokan pinggir pantai Indrayanti.

Atau jalan-jalan bareng kostmates ke Curug Cijalu.

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 10 Februari 2020

Did I ever get lost as a child?

Yes I did.

Kejadiannya sekitar aku umur 1-3tahun. Saat itu kami sekeluarga pergi ikut gathering dari tempat papah kerja ke Yogyakarta.

Setelah menghabiskan beberapa hari di Yogyakarta, kami pulang. Sampailah kami di suatu daerah dekat rumah, turunlah mamah dan papah. Eh, ternyata aku ketinggalan di bis. Aku baru sadar ini bukan hilang/tersesat tapi ketinggalan. Yaudah sih anggap aja aku hilang/ketinggalan. Wkwk
"John, ini anakmu ketinggalan."
Temen papah teriak dari dalam bis.

Barulah sadar kedua ortuku, kalau aku nggak ada bareng mereka.

Dijemputlah aku.

Tamat. Wkwk

Ternyata, setelah aku introgasi mamah kenapa aku bisa ketinggalan dalam bis. Mamah ngiranya aku digendong papah, begitu pula sebaliknya.

Sedihnya, berasa barang. Tapi aku nggak ngerasa apapun sih, nggak inget lebih tepatnya. Wkwk

Kalian pernah 'ketinggalan' juga, gak? Wkwk.

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 9 Februari 2020

What nicknames did I have growing up?

Vivi.

Dari kecil biasa dipanggil vivi. Keluarga besar & teman masa kecil biasa panggil aku Vivi.

Sampai besarpun hanya ada beberapa teman yang panggil aku Vivi. Yang lain panggil aku Sylvia, Sysyl atau Via. Bahkan ada guru sekolah menengah atas, panggil aku dengan nama tengahku. Nabila. Jahaha.

Sekian.

Paling pendek nih tulisan kayaknya.

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 8 Februari 2020

source: Pinterest

My favorite winter recipe.

Berhubung Indonesia itu negara tropis. We don't have winter season here. Aku ganti aja yak, jadi raining recipe, wkwk. Maksa banget ini

Nah saat musim hujan itu aku selalu ngebayangin makan banyak makanan yang anget-anget. Dan resep ini pasti banyak dikonsumsi orang Indonesia, nggak peduli hujan atau panas. Favorit banget pokoknya mah!

Mie rebus.

Yumm.
Mie rebus pedas telur dan kornet (paket lengkap) dan teh manis anget.

Simple banget, semua orang pasti bisa buat. Dan bahan mudah didapat.

Bahan-bahan

Mie rebus instan
Telur
Kornet
Sayur (aku biasa pakai saosin)
Cabe rawit

Langkah pembuatan

1. Panaskan air dengan api sedang hingga mendidih.
2. Pecahkan telur, lalu masukan ke dalam wajan.
3. Masukan mie instant.
4. Selagi menunggu, potong sayuran & goreng kornet secara asal (jangan terlalu kering)
5. Tambahkan sayuran ke dalam rebusan mie & telur.
6. Angkat, sajikan dengan bumbu bawaan mie, cabe rawit yang sudah dipotong-potong, dan kornet yang sudah digoreng.

Taraaaa. Jadi deh.
Simple banget!

Dimakan sambil duduk pinggir jendela yang menghadap ke pemandangan depan rumah yang lagi hujan.
Sebuah kenikmatan yang hqq. Wkwk.

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 7 Februari 2020


What personal achievement are you most proud of?

Personal achievements ya?

1. Bisa memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta.

2. 'Membuat' papa nangis karena bangga sama aku ketika aku duduk dibangku kelas 3 SMK.

3. Bisa belajar bhs inggris otodidak (I must remind you that I'm not native speaker, so I don't mastering english) pernah kursus pas lagi nganggur kerja dan cuma 1,5bln!

4. Bisa pakai jilbab/gamis. Ini nikmat banget asli!

5. Bisa memaafkan dan melupakan kesalahan oranglain. Karena sejujurnya, nggak mudah bagi aku untuk memaafkan dan melupakan. Apalagi bener-bener nyakitin ke hati. Wkwk

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 6 Februari 2020


What is my relationship like with my sibling?

Oke, jadi aku cuma punya 1 saudara kandung, dan adek aku ini dilahirkan dengan jarak 6 tahun dengan umur aku.

Hubungan aku dengan Ose (adek aku) waktu kecil itu kadang seru, kadang ngeselin. Ngeselin banget.

Aku ceritain ngeselinnya dulu deh ya, wkwk.
Dulu itu dia selalu gangguin aku, lagi belajar, tidur bahkan lagi diem pun dia gangguin aku terus. Pernah ada kejadian dimana waktu itu mungkin aku lagi duduk dibangku kelas 4 sekolah dasar. Aku lagi belajar selonjoran depan TV, eh entah angin darimana dia yang masih toddler tiba-tiba mukul aku sekerasnya pakai remote TV sampai aku nangis. Dia bawel banget, kayak cewek. Dan rasa penasarannya tinggi, sama seperti aku. Jadi selalu nanya apapun, hal yang menurut aku nggak penting pun dia tanyain. Selalu ngajak berantem duluan kayaknya hampir tiap hari berantem.

Tapi sekarang, semenjak dia tambah dewasa, kami jadi jarang bertengkar. Dia juga masih bawel walaupun bawelnya berkurang, tapi rasa penasarannya masih tetep nggak berubah. Sekarang udah jauh lebih dewasa, enak jadi tempat cerita. Dia juga sukak curhat ke aku, masalah sekolah, pertemanan, dll. Kadang aku ngerasa dia terlalu cepet dewasa, tapi emang udah waktunya kalik ya? Sekarang juga udah mau bantu ini itu, walaupun kadang harus diancam nggak akan dikasih tethering kalau dia nggak ada kuota wkwk. But, yeah he is more mature.

Aku sebenernya agak kompetitif orangnya, tapi kalau sama dia, aku rela dia jauh lebih baik, pinter, dan harus lebih sukses dari aku. Hihi.

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 5 Februari 2020


What objects tell the story of my life?

A history of me in some objects.

Boneka beruang berpakaian seperti badut

Aku diberi boneka ini saat aku masih bayik dan sampai duduk di sekolah menengah atas, boneka ini masih jadi boneka yang paling aku sukak untuk aku peluk saat tidur & saat menangis. He knows how to comfort me. And now make me wondering here is he? I haven't see my bear in so long.

Piano toy

Saat aku duduk dibangku taman kanak-kanak, papah beli piano mainan berwarna biru tosca yang saat tutsnya ditekan akan menerbangkan bola-bola kecil yang ada diujung piano (susah jelasinnya) lagu pertama yang aku mainkan saat itu adalah lagu Ibu Kita Kartini. Dan semenjak saat itu, aku selalu ingin bisa memainkan piano. Sadly, aku masih belum bisa beli piano impianku.

Tas gendong/ransel/backpack

Aku selalu sukak dengan tas gendong ini. Because I can put whatever I want in it. Dan selalu punya kenangan tersendiri. Karena aku pasti bawa backpack saat aku berpergian jauh. Tas gendong punya cerita.

Buku diary

Dulu, aku adalah seseorang yang selalu menaruh apapun yang aku rasakan di kertas. Tepatnya di buku diary. Lewat buku diary, aku bisa tulis apapun yang aku ingin ungkapkan. Oh ya, hampir semuanya diaryku berwarna biru.

Binder

Sama seperti hal diatas, buku diary dipakai untuk jadi tempat curahan hati, binder aku pakai untuk menyemangati diri menggapai mimpi.

Jilbab/gamis

Tahun 2017 aku memutuskan untuk mencoba hijrah memakai jilbab/gamis. Jilbab disini adalah pakaian yang hanya ada dua lubangnya, bagian kepala dan bagian kaki beda hal dengan kerudung ya. Semenjak saat itu, sedikit demi sedikit aku mencoba jadi lebih baik dalam segala hal. Terutama dengan hubungan dengan Allah SWT.

Surat & kartu pos

Di awal Oktober 2019 kemarin, jadi awal mimpi jadi kenyataan, selama lebih dari 23 tahun akhirnya punya sahabat pena & tukeran kartu pos juga. Ini jadi jalan aku untuk lebih kenal banyak orang, belajar budaya dan bahasa. Yeay!

Yup, maybe thats all.

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 5 Februari 2020

Jadi sesuai dengan tulisan aku sebelumnya [Incomings di Awal Tahun 2020]. Hari ini aku mau share beberapa kartu pos yang banyak dikoleksi orang.

1. What Do You Know About...


Kartu pos series ini adalah kartu pos yang dilukis oleh tangan dari seorang yang bertalenta bernama Karina Rustaeva dan dikirim secara internasional dari Russia. Terdapat lebih dari 45 negara yang 'dibuatkan' kartu ini, dan juga terdapat beberapa fakta menarik mengenai negara-negara tersebut. 
Kartu pos yang biasa disingkat WDYKA ini diprint dengan kertas bertekstur yang berkualitas oke. 

2. Happy Postcrossing Series by papersisters


Happy Postcrossing series ini dibuat di Jerman oleh kakak beradik Maike dan Wiebke. Series ini didesign dengan menunjukan peta dari negara tersebut juga monumen terkenal, prangko-prangko, bendera negara juga simbol nasionalnya.

Series Happy Postcrossing pertama yang aku dapat itu dari Jerman. Tempat dimana series ini dibuat oleh papersisters. 

3. Greetings From Series by Postal Love


Kartu pos yang lebih sering disingkat dengan GF ini adalah salah satu series yang juga banyak dikoleksi oleh para postcrosser. Series ini dibuat oleh Postal Love dan didistribusikan dari Polandia dan ada lebih dari 100 negara di seri ini. 

Seri ini berlatar gambar view di negara tersebut, dengan beberapa fakta seperti jumlah penduduk, binatang dari negara tersebut, dan lain-lain.

4. Flags of the World by Postcards Market


Seri ini didistribusikan dari Romania dan seringkali disingkat FOTW dengan bergambarkan bendera dari tiap negara dengan langit biru. Semakin mirip dengan bendera yang sedang berkibar dilangit. 

Dibagian kiri juga terdapat infomasi mengenai peta negara, populasi, luas negara, dll.

5. Icons of Countries by The Postcard House

Icons of Countries ini dilahirkan di negara Singapur dan baru ada kurang lebih 73 series. Setiap kartu pos terdapat informasi mengenai negara tersebut. Seperti olahraga, binatang-binatang dari negara tersebut, dan simbol-simbol dari negata tersebut.

6. World Travel by Nisan


Berasal dari Taiwan, World Travel atau yang biasa disingkat WT ini berinformasikan pemandangan khas dari negara tersebut, peta, simbol, kotak pos, mata uang koin, monumen terkenal, dan binatang asli negara tersebut. 

7. Inge Löök's Old Ladies


Series ini dilahirkan dari seorang Ingeborg Lievonen yang terinspirasi akan 2 wanita tua yang dulu tinggal di satu gedung yang sama dengan Inge saat dia kecil di Helsinki. Alli dan Fifi. Cantik banget kan kartu pos Inge Löök's ini!

8. Gotochi Cards


Gotochi ini didesain dan dipublikasikan oleh Sistem Pos di Jepang. Gotochi yang berarti "lokal" mempresentasikan hal-hal lokal di Jepang seperti tempat, makanan, kostum, dan monumen yang didesain dengan mode kartun yang lucu dan bagus banget! 

Yang bikin tambah lucu itu gotochi adalah shape card. Kartu pos yang berbentuk. Alias nggak kotak mulu kayak yang biasa kita tau. 

Kamu udah punya gotochi apa aja? 

9.  Tausendchön 
Vienna Tram tausendchön

Tausendchön ini terkenal dengan gambar yang tak kenal waktu alias timeless. Dengan ornamen dan warna yang cerah. Burung, kupu-kupu dan gambar "musiman" sesuai dengan musim saat itu biasanya jadi gambar depan postcard. Oh ya, kartu pos Tausendchön itu bertekstur dan berglitter loh! Kalian udah punya? Bagi dong buat aku😂

Sekian deh pengetahuan aku tentang jenis kartu pos yang banyak dikoleksi orang-orang diseluruh dunia. 

Aku baru punya Happy Postcrossing Germany dan World Travel Indonesia. Adakah disini yang sukarela membagi koleksinya untuk aku? Wkwkw.

Oh ya, aku ada quote nih dari The Postcard Market.

“It is said a postcard has 3 stories: the picture, the message and its travelling data. We believe there is a 4th story and most important of all: the emotions that carries with it.” – The Postcard Market


Selamat berkoleksi ria!


Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 5 Februari 2020

abis belanja dari pasar

How do I normally spend my weekends?

Terjadi lagi dong, aku lupa untuk posting di blog kemarin. Tapi nggak apa. Masih ada hari ini. Muehehe.

Weekendku biasanya tergantung dengan jadwal libur suamikku dan dompet kita karena jadwal libur kerjaan pak suamik nggak bisa diprediksikan.

Dalam 1 bulan libur kerja dalam per minggu itu berbeda-beda. Misalnya 1 minggu pertama Sabtu libur, minggu kedua Sabtu liburnya, minggu ketiga Sabtu Minggu liburnya dan minggu ke empat Minggu liburnya. Hmm.

So I have 2 version. Stay at home or go out.

Di minggu pertama awal bulan biasanya weekend dihabiskan dengan..
  1. Belanja bulanan di beberapa supermarket & pasar
  2. Main ke tempat yang pengen aku kunjungi (antara museum, Lembang atau workshop/seminar/kajian)
  3. Dinner diluar
  4. Atau ke tempat berbahaya karena ngabisin banyak duit Kantor Pos Asia Afrika

Minggu kedua
  1. Belanja ke pasar
  2. Kunjungi beberapa relatives
  3. Cuci baju (kalau minggu pertama, aku selalu semangat cuci baju walaupun biasanya suamik yang kerjakan. Karena tau lah, kami pasti pepergian setelah gajian, hihi)
  4. Masak
  5. Tidur
  6. Tidur (lagi)
  7. Makan

Minggu ketiga
  1. Belanja ke pasar
  2. Cuci baju 
  3. Masak
  4. Makan
  5. Tidur
  6. Repeat

Minggu keempat
  1. Belanja bulanan di beberapa supermarket & pasar (aku pasti nyari diskonan & promo. Aku cinta mereka!)
  2. Hampir sama seperti minggu pertama. Aku juga udah nyuci di hari Jum'at karena Sabtu/Minggu pasti pepergian😍

Oh ya, ditambah ada beberapa hal baru yang biasanya aku lakuin terhitung mulai tahun 2020 (terhitung katanya:')) kayak..
  1. Journaling
  2. Nyiram tanaman
  3. Nanam tanaman
  4. Nulis tantangan diblog
  5. Nulis surat/kartu pos (kalau ada hutang aja sih)
Itu aja deh kayaknya.

Kalau kamu gimana biasanya ngabisin weekendnya kamu?

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 3 Februari 2020

My favorite childhood vacation.

Saat itu aku masih duduk dikelas 2 atau 3 sekolah dasar. Adikku masih berumur 2 atau 3 tahun (kita berjarak 6 tahun). Dan kita berlibur ke Dufan & Seaworld Ancol.

Aku yang pelupa ini hanya ingat beberapa detail seperti:

Aku memakai baju favorit ku saat itu. Baju tangan lengan polos pendek berwarna merah hati yang dipadukan dengan kardigan polkadot berwarna sama.

Sebelum kita berangkat, aku yang selalu sukak dengan tas yang mempunyai banyak saku. Merengek ingin meminjam salah satu tas uwaku karena saku tasnya buanyak banget!!

Di Seaworld aku happy banget karena bisa lihat banyak binatang air (I am a huge animals lover) terpana lihat hiu, paus, kura-kura, penyu, dan ikan yang dengan cantiknya berenang kesana kemari.

Di Seaworld juga ada satu kejadian dimana papah menyuruh aku berfoto bersama badut (I am a coulrophobia btw) dan gemeteran banget saat harus foto bareng mereka!!!1!

Saat itu juga aku happy karena kami sekeluarga bisa kumpul. Biasanya, susah banget untuk kumpul itu karena papa & mamah kerja 6 hari dalam seminggunya. Aku dan adik banyak menghabiskan waktu bersama nenek, kakek, uwa dan bibi kami.

Itu bakalan jadi momen vacation kami sekeluarga yang nggak akan pernah kami lupakan.


Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 3 Februari 2020


What was my first driving experience like?

Pertama kali belajar berkendara itu mengendarai motor. Dan aku diajari oleh papah.

Itu sekitar tahun 2013 an. Aku masih duduk dikelas 2 SMK saat itu.

Motor papah itu motor bebek bukan ya? Yang bergigi itu. Dan aku selalu sulit mengerti setiap kapan saja gigi dipindahkan.

Aku lebih jago saat berkendara di jalan yang lurus. Di saat ada belokan, aku harus menurukan gas karena masih grogi takut nabrak atau jatuh.

Selama belajar mengendarai motor, alhamdulillah. Nggak pernah jatuh atau menabrak atau ditabrak. Alhamdulillah.

Tapi suatu hari sekitar tahun 2016 an aku pernah dengan 'sok' nya mengendarai motor dijalan yang menurun dan rusak.

Saat itu aku membonceng mantan pacar (read: suamik), dan dasar aku yang begitu sok bisa. Motor tergilincir karena aku yang tadinya mau mengerem malah mengerem dan menggas motor secara bersamaan. Kami hampir terjatuh, untung mantan pacar dengan sigap mengendalikan aku yang sok bisa kala itu. Hahaha.

Sejak saat itu, nyaliku jadi ciut saat harus mengendarai motor dijalan yang rusak/menurun apalagi dua kombinasi itu. Duh!

Berujung dengan 
"Ayah aja deh yang bawa motornya, ya?"

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 1 Februari 2020

A lesson I learned from my grandpa.

Kalau ditanya 
"Syl, aslinya orang mana?" 
Aku selalu jawab 
"Bandung." 
Aku cuma mau make it simple. Padahal, kalau diceritain itu belibet. 

Papa lahir dari seorang wanita (opungku) yang adalah seorang chinese dan kakek (opung) yang asli Indonesia (Batak - Jawa). Papa berwajah seperti orang chinese pada umumnya. Mempunyai mata yang sipit dan berkulit putih. Badan yang besar seperti kakekku & bersuara keras seperti halnya orang Batak. 

Mama lahir di Bandung, dari nenek yang memang asli Sunda namun kakek yang asli dari Sulawesi Utara. Tepatnya di Manado. 

Jadi, kira-kira kalau ditanya pertanyaan diatas mau jawab apa biar simple? 

Yaudah, Bandung aja. Karena aku lahir dan besar disini.
Eh tapi, nggak sedikit juga yang lanjut lagi bertanya. 
"Tapi kok mata kamu sipit ya?"
:)

---

Kakek yang ku kenal sangat dekat adalah ayah dari mama. Kakek dari papah gimana? Opung sudah meninggal, bahkan sebelum mama & papah bertemu. 

Aku tau beberapa cerita mengenai opung dari papah. Seperti, opung adalah seseorang yang sangat mencintai tanah airnya. Dan pernah jadi bagian di TNI. Dan aku percaya itu, karena beberapa waktu setelah papah pergi, aku menemukan beberapa kertas yang bertuliskan piagam/sertifikat penghargaan untuk opungku. Dan tebak, ditanda-tangani oleh siapa? 

Soeharto. 

Presiden kedua di Indonesia.

Iya. Sehisteris apa pas aku tau. Nggak nyangka!!

Eh tapi, kakek juga punya kesamaan dengan opung. Sama sama mencintai tanah airnya! 

Dulu, waktu aku masih duduk dibangku TK sampai dengan SD, aku sering melihat kakek duduk didekat TV saat menonton pertandingan sepakbola. 

Saat pertandingan sepakbola belum dimulai, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kakek akan ikut berdiri dari duduknya dan ikut menyanyi lagu kebangsaan Indonesia. Saat para pemain hormat kepada sang saka merah putih, kakek juga akan ikut hormat. 

Di saat pertandingan selesai, dan hasilnya mengecewakan, kakek akan ngomel-ngomel (tipikal suporter yang normal saat tau tim kesayangannya kalah) dan akan sorak soray berbahagia bahkan sampai menangis ketika tau tim kesayangannya menang. 

Jiwa patriotnya memang besar! 

Sebelum kakek pensiun, kakek adalah seorang pengemudi mobil TNI. 

They have something in common, right?

Dari situ, aku belajar bahwa bagaimanapun keadaan Indonesia saat ini. We have to respect, to love our country. 

Dulu Indonesia dimerdekakan oleh pahlawan-pahlawan yang rela berkorban di medan perang untuk kita yang sekarang. Kita yang sekarang dapat hasilnya dari perjuangan pahlawan kala itu.

Ya masak sih kita nggak bisa sama sama ikut memajukan bangsa ini yang dulu dengan susah payah dimerdekakan oleh pahlawan bangsa? 

Itu sih yang aku pelajari dari kakek dan opungku.

Sekian.

Love,

Sylvia


Assalamualaikum
Bandung, 1 Februari 2020

Waktu kok cepat banget ya rasanya? Serasa baru kemarin nulis postingan kalau aku mau menantang diri aku dengan 30 days writing challenge untuk bulan Januari. Dan hari ini adalah hari pertama di bulan Februari. 

Sejujurnya aku cukup terkesan dengan diri aku yang agak pemalas ini. Emang pemalas padahal. Karena aku udah menyelesaikan tantangan menulis selama 30+1 hari di bulan Januari. Walaupun ternyata menjadi konsisten itu tidak semudah yang dibayangkan. Beberapa kali selama challenge, aku sempat lupa atau bahkan bingung mau nulis apa. Dan berakhiran dengan aku memosting 2 atau bahkan sampai 4 postingan dalam sehari ;)

Karena aku masih ingin konsisten dalam menulis di blog. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali menantang diri aku untuk menulis selama 29 hari kedepan di blog ini. 

Dan selama 29 hari kedepan pula, aku bakalan tulis tulisan yang memang sudah ada topik di setiap harinya. Ini dia topiknya..

source: Pinterest

Hope you guys don't mind karena 29 hari kedepan yang mungkin akan berlanjut sampai ke tantangan 366 hari kedepan akan ada sederet curhatan, kehidupan pribadi aku, dan remah-remah lainnya yang bakalan menuhin isi blog di bulan Februari ini. 

Tapi aku juga bakalan coba untuk tetap nulis blog yang berkaitan dengan korespondensi, foods, traveling, dan yang lainnya.

Yosh, ganbatte!

Love,

Sylvia
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • A Thank You Letter To My Papah
  • Nggak akan berhenti gitu aja
  • Aku Seorang Istri
  • Happy Eid Mubarak 1439 H
  • Aku Takut...

ABOUT SYLVIA




 

Seorang wanita, cielah wanita. Yang sekarang menjadi seorang istri. Seseorang yang masih jadi pemimpi dari sebuah kampung di Bandung. Suka akan wewangian bayi dan susu putih. Bermimpi bisa menginjakan kakinya di tanah Paman Sam, menjadi seorang traveller keliling dunia walau tampaknya sulit karena untuk ngekost pun tidak diperbolehkan mamake dan bapake. Tapi itu dulu, sekarang alhamdulillah udah tinggal berdua sama suami. Yang selalu berangan yang menguasai banyak bahasa walau tampaknya sulit karena buku belajar bahasa mandarin yang dibelikan papa pun sudah usang tak terpakai. Seorang pemimpi yang ingin mimpi-mimpinya jadi nyata walaupun kenyataannya bangun pagi pun mesti pakai alarm. Nulis apapun yang mau ditulis. Seringnya nulis sesuatu yang weird dan nggak di mengerti orang. Enjoy!

SUBSCRIBE & FOLLOW

Categories

  • Books 5
  • Cha 1
  • Challenge 44
  • Correspondence 21
  • DIY 2
  • Foods 6
  • Jawa Barat 14
  • Kehidupan 32
  • Movie 1
  • Museum 2
  • Percintaan 10
  • Perkucingan 1
  • Thoughts 105
  • Traveling 1
  • Travelling 8
  • Writing 46

Advertisement

Sylvia Nabilasari Saragih . Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Blog Archive

  • 2023 (1)
    • Januari (1)
  • 2022 (2)
    • Mei (2)
  • 2021 (1)
    • Oktober (1)
  • 2020 (57)
    • Juni (1)
    • April (4)
    • Maret (3)
    • Februari (14)
      • February: Day 12 Writing Challenge - What are Your...
      • February: Day 11 Writing Challenge - Am I a City o...
      • February: Day 10 Writing Challenge - Did I ever Ge...
      • February: Day 9 Writing Challenge - What Nicknames...
      • February: Day 8 Writing Challenge - My Favorite Wi...
      • February: Day 7 Writing Challenge - What Personal ...
      • February: Day 6 Writing Challenge - What is My Rel...
      • February: Day 5 Writing Challenge - What Objects T...
      • Kartu Pos yang Paling Banyak Dicari
      • February: Day 4 Writing Challenge - How do I usual...
      • February: Day 3 Writing Challenge - My Favorite Ch...
      • February: Day 2 Writing Challenge - What was My Fi...
      • February: Day 1 Writing Challenge - A Lesson I Lea...
      • 29 Days Writing Challenge
    • Januari (35)
  • 2019 (41)
    • Desember (14)
    • November (10)
    • Oktober (4)
    • September (2)
    • Agustus (1)
    • Juli (3)
    • Juni (5)
    • Mei (1)
    • Januari (1)
  • 2018 (15)
    • Oktober (3)
    • Juli (2)
    • Juni (2)
    • Mei (3)
    • April (4)
    • Februari (1)
  • 2017 (13)
    • November (1)
    • Oktober (1)
    • September (7)
    • April (2)
    • Februari (2)
  • 2016 (5)
    • November (2)
    • Maret (1)
    • Februari (2)
  • 2015 (7)
    • November (3)
    • Oktober (4)
  • 2014 (4)
    • Maret (2)
    • Februari (2)

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates