foto keluarga walaupun ancur fotonya wkwk.

3. Dinner berdua dengan suamik di Punclut. Ayam goreng + nasi merah panas + lalaban + sambal dadakan. Ampun dah enaknyaaa.

4. Jadi jastiper di Big Bad Wolf Bandung 2019. Dan ternyata jadi jastiper itu lumayan. Lumayan lelahnya, lumayan waktunya, lumayan duitnya, wkwk. Serius. Aku nggak ambil untung gede, tapi emang rezeki kalik ya. Ada aja yang jastip ke aku padahal aku belom pernah jadi jastiper. Rezeki emang. Alhamdulillah.

5. Momen dijemput alm papah pulang dari BBW. Itu jadi salah satu momen yang nggak bakalan pernah aku lupain. Dimana hari pertama jastip itu capek banget. Antrian udah luarbiasa parah, sistem antri juga belum bagus. Bawaan banyak bener tapi alhamdulillah saat suamik kerja, alm papah siap jemput. Sepulang dari BBW, aku ajak papah jajan di pinggir jalan. Dan papah kelihatan seneng banget:") aku nggak akan pernah lupain wajah bahagia itu.

Juli.

1. Foto bareng papah & mamah untuk yang terakhir kali. 

2. Papah meninggal. Hari yang paling buruk selama aku hidup. Mimpi buruk seburuk-buruknya. Hancur sehancur-hancurnya. Aku sayang papah pokoknya.

Agustus.

1. Pindah kerumah mama.


September

1. Pergi ke Bandung Readers Festival.

2. Ikutan workshop bookbinding. Belajar gimana caranya nge-binding buku dari bahan yang bisa ditemuin ditoko buku terdekat. Selengkapnya kalian bisa baca disini.

3. Donasi 1 buku ke komunitas Lemaribukubuku dan dapet 1 sketch foto aku dengan papah🌼 4. Ke Museum Gedung Sate bareng suamik. Nge-date dadakan disana wkwk.

4. Makan macaroon untuk pertama kalik (Norak, duh!) Nggak seenak yang aku bayangin tapi, thanks to Allah udah kasi aku suamik yang selalu coba menuhin keinginan istrinya. I love you babe!

Nggak terasa ternyata selama 356 hari ini banyak kejadian serta pengalaman yang naik turun, senang sedih, ketawa nangis, diatas dan dibawah.

Aku seneng bisa lewatin tahun ini untuk jadi Sylvia yang lebih baik dan tetap berkembang, walaupun sedikit demi sedikit.

Banyak banget kejadian yang bikin aku jauh lebih 'aku', lebih kuat, lebih hati-hati dalam segala hal, lebih 'menjaga', lebih sabar, lebih lebih lainnya.

Contohnya di 3 bulan akhir tahun 2019 ini menjadikan aku jauh lebih kreatif dengan belajar postcrossing, penpaling, buat amplop sendiri, menghias surat dsb.

Di bulan-bulan awal 2019 aku ikut beberapa komunitas walaupun hanya via sosial media yang inshaAllah bakalan bantu aku jadi lebih baik sedikit demi sedikit. (Doakan aku yaaaa)

Di pertengahan tahun dikasih nikmat ujian yang luar biasa dengan harus kehilangan sosok papah yang bener-bener bikin aku down dan hancur. Tapi mungkin dengan support suamik, keluarga, sahabat-sahabat aku jadi jauh lebih bisa nerima dan kuat.

Dannn sisanya bakalan aku ceritain di kaleidoskop 2019 di tulisan-tulisan aku selanjutnya.

See you~


Love,

Sylvia

Oh ya, Petrichor atau petrikor dalam bahasa Indonesia adalah aroma alami yang dihasilkan saat air hujan bertemu dengan tanah kering.

Aku baru tau beberapa hari lalu kalau aroma 'khas' dari hujan ini namanya petrichor atau petrikor.
Dan aku sukak petrikor😊

Dari kecil selalu seneng kalau hujan mulai datang. Selain karena petrikor juga karena suhu yang adem, dingin, seger. Tapi aku juga kurang sukak kalau hujan dateng dibarengi dengan petir. Ngeri..

Setiap punya kesempatan di awal hujan, aku pasti keluar rumah/ruangan terus nikmati hujan yang dateng. Mungkin aku juga seorang pluviophile alias si pemuja hujan.

Entah kenapa hujan itu selalu bawa rasa emosional yang bikin diri ini merasa damai, nyaman, dan ngantuk bawaannya hahaha.

Salah satu keinginan aku, suatu saat nanti kalau diberi rezeki untuk bangun rumah, pengennya di kamar pribadi itu ada jendela yang gede banget, terus ada space buat duduk/simpen beberapa tanaman gitu dan jendela harus menghadap ke suatu pemandangan. Dan jendela berdekatan dengan meja untuk nulis. Biar pas nulis itu feelnya dapet wkwk. Apalagi bisa langsung nikmati hujan lewat jendela kamar, atau sambil nulis diiringi dengan suara hujan, ahh nyamannya. Doain ya temen-temen, moga ada rezekinya bisa punya rumah sendiri, biar bisa punya jendela seperti yang aku mau😂

Oh ya tulisan ini adalah tulisan kedua di blogku tentang hujan. Iya, tau segitu cintanya aku sama hujan sampai terus-terusan ngebahas hujan. Tapi da gimana, I'm in love with rain and petrichor☔


Love,

Sylvia

Sayang banget, bikin sedih karena oranglain udah tau duluan isinya seperti apa dibandingkan aku. Tapi selama nggak ada yang hilang, it was okay lah.

Awalnya sama sekali nggak ngerti ini isinya kenapa sampai harus dicek pihak checker. Setelah aku raba-raba (Iya, aku jadi punya kebiasaan raba-raba wkwk) Ada sesuatu yang ngejendol apa atuh ya bahasa indonesianya ngejendol itu hahah.

Dengan penasaran dan pelan aku coba buka seal dari lakban bea cukai ini. Dan bener dugaanku, udah digunting duluan amplopnya. Hiks

Aku coba intip dengan pelan-pelan tapi pengen cepet-cepet(?) Dan isinya ada surat & 1 barang yang masih bikin penasaran karena nempel ke suratnya.

Setelah aku ambil dengan agak cepetan (semakin nggak sabar) aku lihat ada kupu-kupu import dari Malaysia yang nempel di suratnya wkwk. Bercanda, bukan kupu-kupu asli kok. Tapi magnet.

Mungkin karena magnet ini sampai harus dibongkar suratku. Hiks

Love, 

Sylvia

Kayaknya kartu pos pertama ini yang bakalan jadi kisah lumayan lucu(?) Dan berkeringat.

Karena aku harus tebak setiap goresannya. Dengan usaha yang lumayan. Wkwk.

Love,

Sylvia

💁 Buk Pos

👧 Akuuu
Terjadilah percakapan seperti ini:
👮 "Masih bisa kirim surat?"
💁 "Untuk pengiriman hari ini udah masuk semua ke itu." (Sambil nunjuk 1 karung Pos yang berwarna oranye & hitam yang udah di seal)
👮 "Lah gimana dong teh?"
💁 "Bawa aja ke KP Cimahi atau Bandung, terus cap disana aja." (Dengan wajah tenang, kalem)

👧 Reaksi aku? Heboh. Dalam hati tapinya wkwk. Gimana bisa tenang? Gimana kalau suratnya ketinggalan? Gimana kalau suratnya hilang? Gimana kalau Pak Posnya lupa? Gimana gimana gimana?

2 surat 1 postcard serta semua perintilan isi dalam surat. Gimana kalau nggak sampaiiii?😢

Aku udah agak pasrah. Walaupun hati kayaknya bakalan sulit buat ikhlas kalau seandainya surat-surat dan kartupos bakalan nggak sampai.

Aku udah kasih kabar 2 pen pals kalau surat mereka lagi otw.

Tapi hati tetep nggak tenang.

Sampai tanggal 29 Nopember kemarin. Dapat kabar kalau postcard yang aku kirim bersamaan dengan 2 surat untul sapen sampai. Alhamdulillah.

Saking nggak pekanya aku. Aku masih tetep worrying surat gimana surat gimana..

Semua berubah hari ini, dapat kabar dari sapenku di Singapur kalau suratku udah sampai dengan aman dan selamat. Woaaaaah senengnyaaaaa.

Alhamdulillah, 1 dari 2 surat pertamaku ke luar negeri sampaiiii.  Tinggal tunggu 1 kabar lagi dari sapen di Turki. Semoga kamu aman dan sampai dengan selamat ya!


Love,

Sylvia

Dan di tanggal 16 kemarin aku udah balas surat dari bu Filiz ini. Aku juga cerita panjang lebar tentang negaraku tercinta, Indonesia. Nggak lupa juga tentang Bandung, yang makin sini makin macet hahaha.

Aku juga sisipin(?) beberapa perintilan, ada sticker Pokèmon untuk anaknya bu Filiz, 2 buah permen Nano Nano, 1 buah ganci dengan tulisan "I love Jogja" hasil dari honeymoon backpackerku tahun lalu di Jogja, 1 buah kantong teh Teh Poci rasa vanilla, dan 1 buah postcard dengan gambar Cepot didepannya.

Kenapa Cepot? Karena Cepot juga salah satu "puppet" nya orang Bandung. Alias bogana urang Sunda.

Aku harap surat dengan amplop yang ku buat dari kertas kado berwarna biru dan putih itu sampai dengan aman & selamat tanpa kurang suatu apapun. Aamiin.

Looking forward from bu Filiz soon! kalau suratku udah sampai dengan aman ke rumahnya.

Sekian tentang surat cantik berbunga mawar merah ini.


Love,

Sylvia