January: Day 23 Writing Challenge - A Letter to Someone

Assalamualaikum
Bandung, 23 Januari 2020

image: Pinterest

A letter to someone.

Dear my future babies..

Assalamualaikum.
Haiiii anak shaleh dan shalihah, sebuah takdir Allah, qadarullah kalian baca 'surat' ini. Bukan sebuah kebetulan kalian baca ini yaaa.

Kenalin, namaku Sylvia. Akulah yang melahirkan dan inshaAllah akan selalu membesarkan kalian. Yang jadi madrasah kalian. Kalian bisa panggil aku bunda, atau kalian panggil aku dengan sebutan apa sekarang? Aku sekarang berumur 23 tahun, dan akan genap menjadi 24 tahun di bulan September tahun ini.

Kalian sehat-sehat kan, nak? Semoga kalian senantiasa selalu dalam perlindungan Allah SWT ya sayang..

Saat kalian baca ini, mungkin kalian sudah berumur lebih dari 7 tahun. Karena kalian pasti sudah pandai membaca. Tolong dibaca dan dipahami ya, nak. Bunda mau sedikit curhat.

Bunda lahir di keluarga yang biasa saja, bahkan saat kecil, kehidupan bunda sekeluarga sempat jatuh bangun. Pindah dari 1 kontrakan ke kontrakan lain, berulang-ulang selama lebih dari 20 tahun rumah tangga kakek dan nenek kalian. Alhamdulillah di tahun-tahun berikutnya, kehidupan kami tidaklah sesulit itu. Allah beri kami sebuah rezeki berupa rumah, lewat uyut. Sejak saat itu, kami berhenti berpindah sana-sini dan menempati rumah yang inshaAllah selalu membawa berkah untuk kami. Tahun-tahun terlewati sampai akhirnya bunda lulus sekolah.

Mungkin kalian akan tanya, kenapa bunda nggak kuliah? Karena saat itu kehidupan kami sangat sulit, nak. Sampai-sampai nenek tidak memberi ijin bunda untuk kuliah, padahal bunda dapat beasiswa di salah satu universitas swasta di Bandung. Dan nenek memilih agar bunda mencari kerja saja setelah lulus.

Setelah lulus sekolah, bunda langsung kerja loh, nak. Bahkan sebelum lulus pun bunda sudah kerja di salah satu perusahaan disini. Ternyata kerja pun tidak semudah yang bunda bayangkan. Capek nak, hahaha. Tapi terbayarkan saat sudah gajian dan sudah bisa membagi sedikit gaji bunda ke nenek.

Bunda bertekad, walaupun bunda tidak bisa kuliah seperti teman-teman lainnya, bunda harus bisa jadi ibuk yang baik untuk anak-anak bunda dan juga belajar tidak harus kuliah kan? Belajar bisa darimana saja.

Di tahun 2016 bunda dipertemukan dengan seseorang yang sekarang kalian panggil ayah. Hihi. Tanggal 5 April tepatnya (iya, perempuan itu ingatannya tajam banget, hahaha) awal pertemuan bunda dan ayah. Setelah itu, kami semakin dekat dan akhirnya memutuskan untuk bertunangan di tahun 2017 dan berkomitmen sampai selamanya di tahun 2018 tepatnya tanggal 4 Maret.

Ayah kalian adalah suamik terbaik bagi bunda. Beliau adalah seseorang yang bertanggung jawab, yang inshaAllah shaleh, yang baik tutur katanya, merupakan imam terbaik inshaAllah untuk bunda dan sangat pengertian. I am lucky to have him as my husband. You guys are lucky too!

Setelah menikah, perjuangan kami masih berlanjut, nak. Pertama, kami harus kehilangan kakek untuk selamanya. Mungkin kalian panggil Opung?

Kakek/Opung adalah ayah terhebat bagi bunda dan om Josse. Suamik yang inshaAllah terbaik bagi nenek. Beliau adalah cinta pertama bunda, dan akan terus begitu selamanya. Beliau adalah manusia tangguh yang rela mengorbankan apapun demi keluarganya. Hingga suatu hari Opung sakit dan dari situlah kehidupan kami sedikit-sedikit mulai berubah dan puncaknya tanggal 23 Juli 2019 lalu, kakek meninggalkan kami untuk selama-lamanya.

Sulit nak ternyata kehilangan orang yang paling mensupport kita selama kita hidup. Banyak penyesalan yang bunda rasakan, karena bunda belum bisa jadi anak yang seperti kakek harapkan. Tapi bunda mencoba kuat untuk nenek dan om Josse yang saat ini masih membutuhkan kakek.

Kalian pasti bunda ceritakan tentang kakek/opung. Pasti. Beliau harus tetap hidup, walaupun hanya melalui kenangan yang bunda habiskan bersama beliau. Jangan bosan ya nak seandainya bunda terus membahas opung, hehehe. Seandainya opung masih adapun kalian akan mengerti kenapa beliau harus selalu hidup. Cucu lelakinya pasti akan diajak jalan kesana sini, akan diceritakan sejarah Indonesia, opung pasti cerita betapa hebatnya opung karena selalu jadi penasehat bagi oranglain. Untuk cucu perempuannya, opung akan ajak berkebun, karena opung sukak sekali berkebun & bercocok tanam. Tapi, tenang saja. Kita akan melakukan hal-hal yang opung senangi nanti, agar opung 'tetap hidup' ya nak. Atau kita sudah melakukannya?

Oh ya nak, ternyata untuk mendapatkanmu tidak semudah yang bunda & ayah pikirkan. Setelah bunda dan ayah menikah, kami tidak langsung dikaruniai kalian. Dan bulan ini sudah bulan ke 22 pernikahan bunda & ayah dan kalian belum hadir disisi kami. Tapi tak mengapa, Allah akan hadirkan kalian di saat yang tepat ya nak. Semoga Allah mempermudah jalan kami agar kalian segera hadir ya nak..

Banyak lagi cerita tentang kami yang harus kamu tau nak, tapi sepertinya cukup sampai disini. Semoga kalian bisa ambil suatu nilai dari 'surat' ini.

Jika kehidupan terasa sulit, ingat bunda & ayah selalu menyayangi kalian. Apapun yang terjadi. Kami akan selalu coba support kalian, no matter how hard it is. Selalu bersyukur apapun yang terjadi. Selalu berada dijalanNya ya, nak. Dan kalian harus bisa jadi hamba Allah yang mau membantu sesama. Jadilah anak yang baik.

Doakan selalu bunda & ayah kalian ini, semoga bisa jadi madrasah terbaik bagi kalian.

I will not force you guys to have 100 in every exams. I will not press you guys to be something that I want. I want you to be you. I want you guys to be happy, be blessed.


I love you today, I will love you tomorrow and I loved you before I met you..


Love,

Bunda

0 Comments