Sylvia's Journey
  • Home
  • Sylvia?
  • Traveling
    • Jawa Barat
    • Daerah Istimewa Jogjakarta
    • Jawa Tengah
    • Kuliner
    • Museum
  • Budgeting
    • Belajar Budgeting
    • Budgeting With Me
    • Evaluasi Keuangan Bulanan
    • Tabungan
    • Category 5
  • Thoughts
    • Curhat Kehidupan
    • Curhat Percintaan
    • Curhat Perkucingan
    • Curhat Keuangan
    • Curhat Autoimun
    • Sub Menu 4
  • Contact Us
Assalamualaikum
Bandung, 4 Juni 2020

Halo! Ini tulisan pertama setelah sekian lama absen menulis di blog.

Sebenernya kangen nulis di blog. Tapi terkadang stuck nulis, dan berhenti sampai di draft Memo hape.

Sekarang, akan aku usahakan biar tulisan ini langsung meluncur dan bisa dibaca di blog.

Jadi.. apakabar?
Gimana puasa kalian? Apa kalian capai semua target di bulan penuh berkah kemarin? Gimana hari raya idul fitri kalian?

Puasaku alhamdulillah, batal 7 hari. 5 hari karena siklus bulanan. 2 hari karena sakit. Sedih sebenernya, lagi ngejar target tapi qadarullah dikasih sakit. Tapi mungkin itu cara agar aku istirahat 'sedikit'.

Aku merasa, eh bukan aku aja. Suamik dan mamah juga merasa aku terlalu 'keras'. Hingga akhirnya aku libur puasa 2 hari.

Target hanya terpenuhi sekitar 65%-70% dari 100%. Aku masih merasa kurang. Sylvia....

Memasuki bulan puasa kemarin, aku benar-benar mencoba fokus dan hanya ingin menerima hal-hal positif. Eaa. Imbasnya, saking terlalu fokus. Aku sampai-sampai melupakan beberapa hal. Salah satunya, goals di bulan Mei-ku. Menulis di blog minimal 1x/minggu.

Nyatanya? Nggak ada satupun tulisan yang aku post di bulan puasa kemarin. Berbanding jauh dengan blogku di bulan Januari. Setiap hari ada tulisan baru. Bulan Mei?...... itu jawabannya.

Oke, akan ku coba untuk mulai menulis lagi. Walaupun cuma sedikit. Biar seenggaknya nggak usah bebersih blog, karena banyaknya sarang laba-laba dimana-mana(?)

Aku bakalan nulis banyak hal yang ku alami saat nggak nulis di blog.

Sekian.


Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 30 April 2020

5 hari lalu, aku dikagetkan dan digembirakan(?) Oleh masuknya sebuah email.

Emailnya spesial, karena datangnya dari masa lalu.

Masa lalu? Iya, kamu nggak salah baca.

1 tahun yang lalu, tepatnya kapan aku lupa. Aku nemu satu website dimana, kita bisa kirim email untuk diri kita sendiri di masa depan.

futureme.org adalah websitenya. Disana, kamu bisa nulis apapun yang kamu mau tulis dan kirim ke alamat email kita. Di FutureMe juga kamu bisa mengatur waktu pengiriman email kamu. Dalam jangka berapa lama. Misalnya 1 tahun yang akan datang atau besok hari setelah kamu tulis email juga bisa kok!

Dan, aku yang selalu penasaran dan ingin tahu pasti coba dong. Bukan Sylvia namanya kalau nggak ingin coba. Wkwk.

Saat itu, aku sedang dalam perjalanan menuju The Lodge Maribaya. Hari itu hari Jum'at. Kami berhenti beberapa kali untuk istirahat, jajan dan solat Jum'at.

Kami berhenti di Masjid Yayasan Toyyiba Lembang. Disaat suamik solat, aku duduk manis jadi satpam penjaga motor sambil ketik-ketik di smartphoneku.

Aku bahkan sampai 5 hari lalu nggak ingat apa aja yang sudah aku tulis setahun lalu. Karena, ya itu 1 tahun lalu. Mana mungkin aku yang pelupa ini ingat. 2 hari lalu aja, aku lupa sahur dan buka dengan menu apa☺

Oke lanjut, sebelumnya aku selalu bertanya-tanya *cielah* kapan ya emailnya datang? 

Sampai malam itu, datanglah pesan dari masa lalu. Dari aku yang dulu. 

Oke, sesaat setelah menerima email ini. Aku dapat jawaban pertama dari pertanyaan-pertanyaanku. 
Aku mengirim pesan 1 tahun lalu di tanggal 26 April 2019

Dengan rasa penasaran yang bener-bener udah nggak bisa dibendung lagi. Aku buka email itu. Oh ya, aku senyum senyum macam orang lagi jatuh cinta sambil nebak kira-kira apa yang aku tulis 1 tahun lalu. Buahaha.


Sambil nunggu...


Aku ternyata curhat pemirsa, hahaha. Betapa berasa jadi orangtua bagi sekucing (bukan seorang ya, karena dia kucing) Entil. Namanya Nugget Entil, tapi lebih sering ku panggil Entil. Karena lebih enak aja. Iyadeeeh. Betapa senengnya aku saat itu kalau di ingat-ingat lagi. Karena itu hari pertama Entil bisa poop di WC. Tapi sayang, Entil udah nggak bareng-bareng aku. Dia sakit. Dan pulang kembali ke Allah SWT :"))

Ini salah satu pesan yang bener- bener bikin kayak ditampar bolak-balik. Saat aku terima email ini, tepat banget saat mulai memasuki bulan puasa. Serasa dikasih reminder untuk selalu ibadah & sedekah. Terimakasih Sylvia yang dulu! I really appriciated it!💙

Diri aku yang dulu juga bisa meramal😂 
Sylvia yang dulu! Kok bisa tau, aku lagi leye-leye?!
Dari Sylvia kepada Sylvia.

Tapi nggak leye-leye doang, kok. Ada faedahnya lah, leye-leye di bulan puasa😊 wkwkw jangan ditiru. 

Setelah diingat-ingat, setahun yang lalu itu belum memasuki bulan puasa. Tapi iklan sirup sudah bertebaran di TV.

Aku merasa termotivasi banget baca pesan dari diri aku setahun yang lalu. Betapa banyak pengingat diri yang aku tulis, yang secara nggak sadar saat aku tulis. Ngerti nggak sih? Berbelit-belit banget ini😂 

Di bulan yang berkah ini, aku jadi semakin semangat capai target-target ramadhan aku, setelah baca pesan itu. Bener-bener berpengaruh!

Dan aku masih nggak nyangka, aku nulis begitu banyak hal saat itu. Bahkan sempet meramal juga. Hahaha. Bercanda deng ini. Aku manusia biasa kok😂

Sebenernya masih banyak lagi yang aku tulis setahun lalu, tapi kebanyakan itu personal. Dan aku lebih merasa nyaman kalau aku cuma berbagi hal-hal diatas. 

Oh ya, aku juga udah kembali nulis untuk diri aku di 25 April 2021. 😂 
Semoga aku sehat terus dan panjang umur, biar aku bisa baca pesan yang sudah aku tulis 5 hari lalu dan bisa update disini lagi, ya.

Kalian mau coba juga? Harus coba sih! Beneran luarbiasa menurut aku sensasinya, excitingnya, juga degdegannya. 

Atau pernah coba? Ceritain dong gimana pengalaman pertama kalian. Seru pasti😂

Love,

Sylvia

Assalamualaikum
Bandung, 23 April 2020


Aku mau ucapin "Selamat Hari Buku Sedunia!"

Sebelumnya, pasti banyak banget yang udah kenal dengan iPusnas. Tapi, aku telat banget kenalan sama iPusnas. Dan, aku merasa menyesal..

Di akhir bulan Maret, mungkin sekitar tanggal 20-24 itu awal aku berkenalan 'sepenuhnya' dengan iPusnas. Kenapa 'sepenuhnya'? Karena sebelumnya aku udah tau tentang dia (cie dia). Tapi aku yang selalu berpikiran lebih enak baca buku yang bisa ku pegang daripada eBook, mengabaikan rasa ingin tahuku. Dan, kini aku menyesal. Jangan seperti aku, ya.

Awalnya, karena ingin mengurangi pemakaian sosial media padahal hemat kuota akutuh, aku memutuskan untuk mencari eBook gratisan di Google Play Books. Karena, aku nggak menemukan sesuatu yang menarik dari yang gratisan, aku ingat tentang dia. Iya, iPusnas.

Setelah download appnya, registrasi, login. Dan, aku menemukan lebih dari apa yang aku harapkan.

Banyak buku. Ehem, kurang pas kayaknya. Tepatnya: Banyaaaaaaak buku. Yang. Aku. Cari. Selama. Ini. Dan. Itu. G R A T I S. Hayuk, kita sujud syukur bersama-sama. Alhamdulillah.

Aku mau tunjukin kalian, tampilan dari iPusnas.



iya, aku nulis ini di jam 3:46 pagi. :)))

ePustaka. mungkin ini semacam pilihan buku dari bapak-bapak petinggi negara. salah satunya ada bapak presiden kita, Pak Jokowi.

menu ini mungkin semacam Home/Beranda nya. karena kita bisa temuin banyak orang yang menambahkan buku-buku baru.

di Bookshelf, kalian bisa nemuin buku-buku yang sudah kalian pinjam.

Notification, tempat kalian bisa cek mengenai buku yang kalian mau sudah available atau belum, orang yang follow kalian, atau pesan terbaru dari oranglain.

ini profil akun iPusnas aku. followersnya cuma 5 wkwk. karena aku terlalu fokus sama bukunya, bukan nyari followers😂 oh ya, ada tingkatannya juga loh.

ini dia. sebelumnya aku adalah Newbie. dimana kalau mau naik kelas jadi Bookworm itu ada misinya gitu. nah 3 misi diatas harus diselesaikan kalau kalian mau naik kelas jadi Socializer.

Oh ya, ada banyak kategori/genre buku yang kalian bisa cari disini. Sejauh ini aku sudah membaca


Beneran 34 buku dalam kurun waktu 1 bulan? Nggak mungkin lah, cyin. 

Ada beberapa buku yang belum selesai ku baca, entah karena belum selesai (2), dan tidak melanjutkan karena tidak tertarik. 

Berikut beberapa buku yang sudah ku baca dari iPusnas.
  • Tru & Nelle oleh G. Neri
  • Running for Hope oleh Dona Sikoembang
  • The Alchemist oleh Paulo Coelho
  • Sharp Objects oleh Gillian Flynn
  • One of Us is Lying oleh Karen McManus
  • A Man Called Ove oleh Fredrik Backman
  • Si Kembar di Sekolah yang Baru oleh Enid Blyton
  • The Hunger Games oleh Suzanne Collins
  • The Hunger Games: Catching Fire oleh Suzanne Collins
  • The Hunger Games: Mockingjay oleh Suzanner Collins
  • Dear Tomorrow: Notes to My Future Self oleh Maudy Ayunda
  • We Were Liars oleh E. Lockhart
  • Journal of Gratitude oleh Sarah Amijo
  • Finding Audrey oleh Sophie Kinsella
  • Into The Water oleh Paula Hawkins (still on progress)
15 buku ternyata. 😂
17 sisanya aku masih belum aku selesaikan.
2 buku yaitu Laut Bercerita dan Dunia Sophie belum aku baca, karena masih baca Into The Water.
Semoga aku bisa selesaikan buku Into The Water, hari ini. 

Semoga hari ini.

Semoga.

Aku hampir lupa, di iPusnas ini sistemnya sama seperti perpustakaan aslinya. Maksudnya, 1 judul eBook hanya ada beberapa copy di iPusnas. Jadi saat status bukunya tidak tersedia. Kita harus mengantri agar bisa mendapatkan eBook tersebut. 

Saat ini aku sedang antri 6 buku. Itu pun, terkadang kita harus antri berhari-hari. Contohnya buku yang sedang ku baca, Into The Water. Aku harus menunggu sekitar kurang lebih 2 mingguan, sampai akhirnya bisa ku pinjam😢

Apalagi ya yang belum ku tulis tentang iPusnas? 

Oh ya, kalian bisa memberikan rating terhadap buku yang sudah kalian pinjam, memberikan komentar agar calon pembaca buku bisa tau bagaimana tanggapan kalian tentang buku tersebut. 

Pokoknya, untuk kalian yang sukak baca buku, tapi terbatas dana untuk membeli buku, kalian yang sukak gratisan seperti aku atau kalian lagi cari kegiatan baru disaat #dirumahaja. Kalian harus kenal dengan iPusnas. Aku jamin, kalian pasti jatuh cinta. 💕

Kapan-kapan, akan aku tulis lagi review aku mengenai buku yang sudah aku baca di iPusnas, ya. 

Kapan-kapan. Ehe.

Jaga selalu kesehatan kalian, ya.
Jangan lupa cuci tangan!

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 13 April 2020

source: Pinterest

Semenjak pandemi global ini hadir dan mulai menyebar di Indonesia, beberapa kalangan 'dirumahkan'. Murid, pekerja bahkan pedagang kecil pun juga 'dirumahkan'.

Tapi beda hal denganku, aku memang sudah 'dirumahkan' semenjak 2 tahun yang lalu. Semenjak menikah.

Jadi adanya #dirumahaja ini tidak begitu berpengaruh terhadapku yang sudah jadi tim #dirumahaja sejati.

Banyak orang, terutama orang-orang yang mempunyai kepribadian ekstrovert merasa bosan, kesal, bahkan stress karena nggak bisa keluar rumah.

Tapi untuk yang punya kepribadian introvert rasanya yang aman-aman aja. Karena memang zona nyaman mereka itu salah satunya #dirumahaja.

Berikut adalah beberapa hal yang aku lakukan selama #dirumahaja. Siapatau bisa jadi kegiatan tambahan untuk kamu.
  • Baca buku yang belum sempat dibaca
Iya, jadi aku tuh selalu seneng beli buku. Apalagi buku tentang pengembangan diri gitu. Tapi ujung-ujungnya aku biarkan berjejer rapih di rak buku. Ehe. Sekarang aku mulai baca-baca lagi.

  • Menanam sayuran
Dalam beberapa bulan ini, aku lagi seneng banget coba-coba tanam ini itu. Kebetulan tanah didepan rumah itu subur banget. Apa yang ditanam biasanya tumbuh walaupun tanpa pupuk. Ditambah lagi musim hujan kayak gini, tanaman tumbuh dengan sehat dan baik. Yeay.

  • Baca eBook dari iPusnas

Aku merasa... sedih dan menyesal. Kenapa baru kenal dengan iPusnas sekarang-sekarang ini. Sejak 22 Maret kemarin (iya, aku catat.) Aku sudah baca 11 eBook. Terimakasih iPusnas. I love you.

  • Journaling

Journaling bener-bener membantu aku untuk lebih produktif. Karena ada to do list yang harus aku coret, ketika aku sudah selesai. Ada habits tracker yang harus aku warnai. Ada agenda yang harus aku isi dengan beragam kegiatan. Pokoknya journaling itu membantu banget!

  • Mempersiapkan surat untuk sahabat pena

Akhir-akhir ini selama #dirumahaja aku mencoba tetap produktif mengisi waktu luangku dengan surat menyurat. Walaupun surat belum bisa aku kirim, karena hampir semua pengiriman surat/barang ke luar negeri itu ditutup. Kecuali negara Jepang, Korea, Hongkong dan Taiwan. Tapi untuk dalam negeri masih bisa kirim-kirim kok. Cuma akunya aja yang mengulur waktu, agak ngeri keluar rumah soalnya.

  • Mengikuti kajian online

Disaat seperti ini, kegiatan yang dapat mengumpulkan banyak orang dilarang. Salah satu kegiatan yang dilarang adalah kajian offline. Aku yang sudah lama nggak recharge diri aku dengan kajian, memutuskan untuk ikut kajian online ini. Selama kajian online ini, aku jadi dapat banyak teman online baru. Ilmu baru juga pastinya.

  • Bersih bersih rumah
2 minggu lalu, aku dan suamik membersihkan kamar kami, mengganti posisi barang-barang, dan declutter beberapa barang. Hasilnya sekarang, ruangan kamar kami lebih banyak ruang kosongnya. 

  • Bermain dengan hewan peliharaan

Aku merasa beberapa bulan ini aku selalu disibukan dengan kehidupan aku sendiri tanpa kasih perhatian lebih sama si Eceu, selain ngasih makan dia. Aku coba 'bayar' dengan ngajak main dia. 

Selain itu kamu bisa muraja'ah hafalan kamu, dengerin murotal Al Qur'an, dan khatamin Al Qur'an. Biar lebih berfaedah waktu kamu selama #dirumahaja 

Jadi, apa kegiatan kamu selama #dirumahaja ?

Love,

Sylvia

Assalamualaikum
Bandung, 3 April 2020

Satu pesan masuk di grup WhatsApp keluarga. Dengan tambahan foto.

"MasyaAllah, matahari dikelilingi pelangi."
Langsung kasih tau adekku yang selalu sukak sama fenomena di alam & langit dan bergegas keluar rumah. Semua orang dirumah keluar, aku, mamah dan adekku.

Tanpa perlindungan mata apapun, mata ini langsung mengadah keatas langit cari-cari mana si pelangi yang mengelilingi matahari itu.

Hasilnya? Mata berair. Perih. Serab kalau kata orang sunda mah.

Mamah buru-buru kembali ke rumah, ambil kacamata kepunyaan alm. Papah. Dipakainya kacamata itu, langsung mengadah ke langit.

"MasyaAllah besar ya pelanginya." Mama bilang.
"Ini fenomena halo matahari, mah. Aku tau ini dari video flat earth." Adekku rupanya jauh lebih tahu tentang fenomena ini.
Iya, dia itu memang sukak konspirasi mengenai dunia yang katanya datar. Bukan bulat seperti yang kita pelajari di pelajaran fisika saat sekolah.

Aku buru-buru pinjam kacamata yang dipakai mamah, lalu mengadah ke arah langit.
"MasyaAllah."
Ukuran pelanginya luar biasa besar, karena bisa mengelilingi matahari.

Tapi ternyata, yang mengelilingi matahari itu adalah hasil dari cahaya matahari yang direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga sinar matahari terpecah dalam beberapa warna seperti pelangi. (Source dari Wikipedia)

Fenomena halo ini tidak hanya terjadi pada matahari, tetapi juga pada bulan, lampu penerangan jalan atau permukaan bumi. Dan fenomena halo ini adalah fenomena langka.

Warga Bontang, Kalimatan Timur ternyata sudah lebih dahulu menyaksikan fenomena langka ini. Tepatnya kemarin, tanggal 2 April 2020.

Aku jadi merasa beruntung bisa menyaksikan fenomena halo matahari ini. 

Adakah fenomena halo matahari ini dikotamu? 

Love,

Sylvia

Assalamualaikum
Bandung, 27 Maret 2020


Tepatnya di tanggal 7 Maret kemarin, aku dan suamik berangkat ke Museum Geologi untuk menonton pertunjukan Musik Museum (Konser musik kamar & orkestra gesek) oleh Acacia Youth String Orchestra yang menampilkan Sonamusica Vocal Tutors.

Ini pertama kalinya aku lihat secara langsung pertunjukan orchestra. Dan, I really love it!
 
Kami datang sedikit terlambat. Karena kami beberapa kali mampir untuk beli barang & shalat dzuhur.

Saat datang, sempat dikagetkan dengan perkataan salah satu bapak security disana kepada beberapa penumpang motor yang baru datang.

"Museum sudah jamnya tutup. Mau kemana?"

Lah heran aku, di poster jam mulai itu jam 13:00 siang. Tapi nggak dibolehin masuk.

Tapi (lagi) aku yang penasaran ini tetap kekeuh ke Museum. Tambah diyakinkan dengan sudah ditutupnya loket pembelian tiket masuk ke Museum Geologi.

Tapi (lagi, lagi) ada beberapa orang yang masuk gitu aja ke Museum. Kita ngikutin, wkwk.

Sayup-sayup terdengar lantunan suara orchestra dari lantai bawah dekat dengan customer service.

"Teh, mau kemana?" Tanya salah satu customer service.

Aku jawab, "Musik Museum?"

"Langsung naik aja ke lantai 2."

Shiaaap. Gratis permisa. Padahal, di poster tertera kita cuma harus bayar tiket masuknya aja. *jiwamisqueenkuberbahagia*

Setelah sampai dilantai 2, acara sudah dimulai. Pastinya. Karena kita telat. Dan, merinding seketika.

Ku jatuh cinta...

Sepanjang acara Musik Museum ini banyak karya yang ditampilkan, seperti Dvorak, Mendelsshon, Fuchs, Schubert, Vivaldi, Soekarnoputra, Nugraha, dll.

Bener-bener serasa lagi nonton orcherstra di luar negeri gitu. Maklum ya, ini pertama kalinya.

Dan, rasa ingin bisa pun pasti menjalar ke diri ini yang selalu ingin bisa, tahu dan penasaran.
"Ingin bisa main biola."
"Aku pasti bisa main piano."
Jikalau nanti ada acara orchestra musik seperti ini, I'll definitely nonton lagi. Yuhuuu!

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 22 Maret 2020


Seberapa banyak dari kalian yang masih mengirim kartu pos untuk bertukar berita/pesan? Seberapa banyak dari kalian yang tau apa itu kartu pos dan prangko tapi tidak pernah menerima/mengirim? Seberapa banyak dari kalian yang bahkan hanya pernah dengar tapi tidak tahu apa itu kartu pos dan prangko?

Ternyata banyak banget ya, orang yang bahkan belum pernah dengar kartu pos & prangko. Dan biasanya, mereka adalah anak-anak.

Di tanggal 22 Februari 2020 kemarin, aku dan beberapa teman lain dari Komunitas Postcrossing Indonesia menjadi salah satu tamu yang diajak berkolaborasi untuk mengunjungi dan mengenalkan kartu pos, prangko dan Postcrossing kepada adik-adik di Panti Asuhan & Ponpes Ulul Albab di Bandung.


Di hari tersebut juga adalah pertama kalinya aku bertemu dengan teman-teman dari Komunitas Postcrossing Indonesia.

Dan aku benar-benar beruntung banget bisa join acara hari itu. Ini pertama kalinya aku berkunjung ke panti asuhan.

Sebelumnya kita berkumpul dan briefing di Philately Corner di Kantor Pos Banda, setelah itu kita meluncur ke Panti Asuhan & Ponpes Ulul Albab.

Sesaat setelah sampai, aku disuguhkan dengan pemandangan yang bikin hati ini sakit. Tapi ya aku mencoba buat nahan nangis, karena disana banyak anak-anak kecil. I don't wanna be that sad person when I'm with them.

Anak pertama yang nanya ke aku, namanya Fahrul. Saat ditanya Fahrul darimana (domisili), jawaban Fahrul  "Aceh" seketika aku ber 'wow' ria.

Aku yang gampang nangis ini, makin terenyuh pas lihat ada beberapa adik-adik disana yang bajunya kusam & lusuh. But, I have to stay strong.

Sebelum acara dimulai, aku dan teman-teman dari KPI mulai mempersiapkan beberapa barang yang bakalan kita share sama adik-adik disana.

Souvenir sisa acara yang terbawa sampai kerumah. Hm.

Ada gantungan kunci berbentuk, tatakan gelas, pulpen untuk menulis kartu pos, kartu pos, dan aku sendiri membawa jurnal untuk menulis biodata adik-adik disana.

Acara dimulai dengan penyambutan dari pimpinan Panti Asuhan & Ponpes, dilanjutkan dengan perkenalan apa itu kartu pos, prangko dan Komunitas Postcrossing Indonesia oleh Teh Iin. Teh Iin itu salah satu postcrosser di Bandung yang udah terkenal banget sama dekor surat/kartu posnya yang lucu-lucu banget.

Dan benar ternyata, saat Teh Iin tanya adik-adik disana, hampir semuanya belum tahu apa itu kegunaan kartu pos dan prangko. Hari itu juga, pertama kalinya mereka akan menulis kartu pos.

Sesaat setelah Teh Iin selesai memperkenalkan kartu pos, prangko dan KPI, mataku mulai menjelajah mencari adik-adik yang sekiranya bakalan jadi tempat aku untuk berlabuh mengajarkan menulis kartu pos.

Mataku berhenti di segerombolan anak-anak perempuan. Dan aku seketika langsung ber 'haiiiiii' ria. Dan mereka sambut aku dengan 'haiiiiiiiiii' yang nggak kalah rame.

Sri, Anfal, Refi, Amelia, dan Syifa. Itu nama-nama mereka. Umur mereka itu dari 12 sampai dengan 15 tahun. Syifa yang paling muda berumur 12 tahun dan Amelia yang paling tua, berumur 15 tahun. 

Syifa, Refi dan Amelia

Sebelum acara menulis kartu pos dimulai, Sri & Anfal dipanggil oleh ibuk pimpinan Ponpes dan ternyata nggak kembali lagi sampai acara selesai. Sayang banget, padahal ini kesempatan emas buat adik-adik melebarkan pengetahuan tentang kartu pos & prangko, kan.

Selama acara, aku ditemani 2 teman juga dari Kantor Pos. Jadi kami berjumlah 6 orang.

Seru juga ngadepin adik-adik kayak mereka, ada yang nanya terus alias bawel, ada yang pendiem juga. 


Jadi pengalaman baru yang nggak akan pernah terlupakan. 

Selesai acara, aku dan teman-teman Komunitas Postcrossing Indonesia berkumpul di The Panasdalam untuk makan siang dan mengurus beberapa hal. Dan tentu, kita wefie.

Dari kanan (Teh Iin, Teh Riil, aku, Teh Lia, dan Teh Mutiara)

Semoga aku bisa kunjungi Syifa, Refi, Amelia dan adik-adik lainnya di hari lain. Aamiin.


Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 3 Maret 2020

Alhamdulillah, di tanggal 16 Februari kemarin, Allah masih beri aku kesempatan untuk hadir lagi di Sedekah Akbar Bandung 2020 setelah sebelumnya aku sudah pernah membagikan cerita Sedekah Akbar Bandung 2018 disini.

Alhamdulilah alhamdulillah alhamdulillah. 


Rasanya hampir sama. Namun kali ini lebih takjub karena hampir semua kursi di gor terisi. Duduk berdampingan dengan ribuan orangtua asuh & adik-adik yatim & penghafal Al Qur'an adalah suatu nikmat yang nggak bisa dipungkiri gitu aja. 

Saat kami menuliskan doa-doa terbaik kami dalam selembar sticky note yang nantinya akan di aamiin-kan oleh adik-adik yatim & penghafal Al Qur'an.

Saat kami membaca surah Al Mulk bersama.

Saat kami berpelukan dengan suamik, sahabat, bahkan dengan ibuk yang nggak kita kenal.


Saat kami bergandengan tangan satu sama lain, seraya berkata "Saudaraku, seandainya nanti di Syurga, kamu tidak menemukan aku. Tanyakan pada Allah SWT. Cari aku. Jadilah saksi, kalau kita pernah bersama-sama ada disini, dihari ini, membahagiakan adik-adik yatim & penghafal Al Qur'an."

Saat hujan deras datang saat kami sedang bersama-sama mengucap doa.

Saat kami menangis, memanjatkan doa-doa terbaik kami, di aamiin-kan oleh adik-adik yatim & penghafal Al Qur'an.

Adalah bukti, kami sangat mencintai dan mengasihi anak-anak yatim. (Yang kini, aku dan adikku pun adalah anak yatim) selalu ingin membahagiakan anak-anak yatim & penghafal Al Qur'an.

Kami di 'hadirkan' bukan karena kami kaya. Bukan karena kami mampu. Justru kami banyak kurangnya, banyak masalahnya, banyak dosanya. 

Kami sama sama memohon ampun hari itu, untuk dosa-dosa kami, dosa kedua orangtua kami, dosa suamik/istri kami. Dosa anak-anak kami. 

Kami ingin bersama-sama membahagiakan adik-adik kami. 

Semoga Allah memberikan aku kesempatan lagi, lagi dan lagi untuk bisa membahagiakan, mengasihi adik-adik yatim & penghafal Al Qur'an di Sedekah Akbar Bandung atau bahkan kota-kota lain yang selanjutnya. 

Aamiin aamiin yarabalalamin.


Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 12 Februari 2020

What are your most prized possessions?

Prized possession berarti sesuatu yang melekat dengan diri kamu, sesuatu yang nggak bisa kamu hidup kalau nggak ada hal itu, hal yang kamu selalu punya nilai lebih daripada hal lain. Bisa berupa barang atau hubungan.

Sebenernya aku punya berbagai prized possessions, tergantung waktunya.

Saat bayik sampai dengan kelas 3 SD, aku punya 2 boneka kesayangan. Boneka bunny berwarna pink & boneka bear badut. Aku juga bener-bener nggak bisa jauh dari papah. Tidur pun sama papah dong, wkwk.

Saat kelas 4 SD sampai dengan kelas 3 SMK, aku selalu bawa kemanapun buku diary/binder aku. Dan minyak telon. Iya, minyak telon.

Saat lulus sampai dengan kerja, tentu ya handphone & minyak telon. Dua barang itu biasa aku bawa kemanapun. Dan pasti ada di tas.

Sekarang sesudah nikah, handphone, minyak telon dan jurnal. Pasti aku bawa kemana-mana dan untuk hubungan, yang pasti suamik ya. Karena pak suamik itu, sahabat, kakak laki-laki, partner in crime, dan imam. Oh ya, postcrossing & penpaling juga!

Kalau most prized possessions kalian, apa?

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 11 Februari 2020

Am I a city or a country person?

COUNTRY!


Aku selalu ngeblend sama nature.

Aku lebih sukak duduk dipinggiran kebun teh sambil minum yang anget-anget terus ngobrol ngalur ngidul bareng suamik.

Atau rendam kaki sambil bercurcol ria di curug/air terjun di Curug Layung.

Atau menghirup udara selama mungkin diatas bukit pagi hari dimana matahari baru mulai bersinar di Sunrise Point Cukul.

Atau riding sampek pilek bahkan meler saking dinginnya di Lembang.

Atau makan mie rebus di warung kecil di dekat Gunung Tangkuban Perahu.

Atau gowes sepeda air sambil ngopi kue 2500 an di Situ Patenggang.

Atau bulan madu backpacker an naik vespa ke Yogyakarta.

Atau makan mie rebus, duduk dipondokan pinggir pantai Indrayanti.

Atau jalan-jalan bareng kostmates ke Curug Cijalu.

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 10 Februari 2020

Did I ever get lost as a child?

Yes I did.

Kejadiannya sekitar aku umur 1-3tahun. Saat itu kami sekeluarga pergi ikut gathering dari tempat papah kerja ke Yogyakarta.

Setelah menghabiskan beberapa hari di Yogyakarta, kami pulang. Sampailah kami di suatu daerah dekat rumah, turunlah mamah dan papah. Eh, ternyata aku ketinggalan di bis. Aku baru sadar ini bukan hilang/tersesat tapi ketinggalan. Yaudah sih anggap aja aku hilang/ketinggalan. Wkwk
"John, ini anakmu ketinggalan."
Temen papah teriak dari dalam bis.

Barulah sadar kedua ortuku, kalau aku nggak ada bareng mereka.

Dijemputlah aku.

Tamat. Wkwk

Ternyata, setelah aku introgasi mamah kenapa aku bisa ketinggalan dalam bis. Mamah ngiranya aku digendong papah, begitu pula sebaliknya.

Sedihnya, berasa barang. Tapi aku nggak ngerasa apapun sih, nggak inget lebih tepatnya. Wkwk

Kalian pernah 'ketinggalan' juga, gak? Wkwk.

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 9 Februari 2020

What nicknames did I have growing up?

Vivi.

Dari kecil biasa dipanggil vivi. Keluarga besar & teman masa kecil biasa panggil aku Vivi.

Sampai besarpun hanya ada beberapa teman yang panggil aku Vivi. Yang lain panggil aku Sylvia, Sysyl atau Via. Bahkan ada guru sekolah menengah atas, panggil aku dengan nama tengahku. Nabila. Jahaha.

Sekian.

Paling pendek nih tulisan kayaknya.

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 8 Februari 2020

source: Pinterest

My favorite winter recipe.

Berhubung Indonesia itu negara tropis. We don't have winter season here. Aku ganti aja yak, jadi raining recipe, wkwk. Maksa banget ini

Nah saat musim hujan itu aku selalu ngebayangin makan banyak makanan yang anget-anget. Dan resep ini pasti banyak dikonsumsi orang Indonesia, nggak peduli hujan atau panas. Favorit banget pokoknya mah!

Mie rebus.

Yumm.
Mie rebus pedas telur dan kornet (paket lengkap) dan teh manis anget.

Simple banget, semua orang pasti bisa buat. Dan bahan mudah didapat.

Bahan-bahan

Mie rebus instan
Telur
Kornet
Sayur (aku biasa pakai saosin)
Cabe rawit

Langkah pembuatan

1. Panaskan air dengan api sedang hingga mendidih.
2. Pecahkan telur, lalu masukan ke dalam wajan.
3. Masukan mie instant.
4. Selagi menunggu, potong sayuran & goreng kornet secara asal (jangan terlalu kering)
5. Tambahkan sayuran ke dalam rebusan mie & telur.
6. Angkat, sajikan dengan bumbu bawaan mie, cabe rawit yang sudah dipotong-potong, dan kornet yang sudah digoreng.

Taraaaa. Jadi deh.
Simple banget!

Dimakan sambil duduk pinggir jendela yang menghadap ke pemandangan depan rumah yang lagi hujan.
Sebuah kenikmatan yang hqq. Wkwk.

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 7 Februari 2020


What personal achievement are you most proud of?

Personal achievements ya?

1. Bisa memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta.

2. 'Membuat' papa nangis karena bangga sama aku ketika aku duduk dibangku kelas 3 SMK.

3. Bisa belajar bhs inggris otodidak (I must remind you that I'm not native speaker, so I don't mastering english) pernah kursus pas lagi nganggur kerja dan cuma 1,5bln!

4. Bisa pakai jilbab/gamis. Ini nikmat banget asli!

5. Bisa memaafkan dan melupakan kesalahan oranglain. Karena sejujurnya, nggak mudah bagi aku untuk memaafkan dan melupakan. Apalagi bener-bener nyakitin ke hati. Wkwk

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 6 Februari 2020


What is my relationship like with my sibling?

Oke, jadi aku cuma punya 1 saudara kandung, dan adek aku ini dilahirkan dengan jarak 6 tahun dengan umur aku.

Hubungan aku dengan Ose (adek aku) waktu kecil itu kadang seru, kadang ngeselin. Ngeselin banget.

Aku ceritain ngeselinnya dulu deh ya, wkwk.
Dulu itu dia selalu gangguin aku, lagi belajar, tidur bahkan lagi diem pun dia gangguin aku terus. Pernah ada kejadian dimana waktu itu mungkin aku lagi duduk dibangku kelas 4 sekolah dasar. Aku lagi belajar selonjoran depan TV, eh entah angin darimana dia yang masih toddler tiba-tiba mukul aku sekerasnya pakai remote TV sampai aku nangis. Dia bawel banget, kayak cewek. Dan rasa penasarannya tinggi, sama seperti aku. Jadi selalu nanya apapun, hal yang menurut aku nggak penting pun dia tanyain. Selalu ngajak berantem duluan kayaknya hampir tiap hari berantem.

Tapi sekarang, semenjak dia tambah dewasa, kami jadi jarang bertengkar. Dia juga masih bawel walaupun bawelnya berkurang, tapi rasa penasarannya masih tetep nggak berubah. Sekarang udah jauh lebih dewasa, enak jadi tempat cerita. Dia juga sukak curhat ke aku, masalah sekolah, pertemanan, dll. Kadang aku ngerasa dia terlalu cepet dewasa, tapi emang udah waktunya kalik ya? Sekarang juga udah mau bantu ini itu, walaupun kadang harus diancam nggak akan dikasih tethering kalau dia nggak ada kuota wkwk. But, yeah he is more mature.

Aku sebenernya agak kompetitif orangnya, tapi kalau sama dia, aku rela dia jauh lebih baik, pinter, dan harus lebih sukses dari aku. Hihi.

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 5 Februari 2020


What objects tell the story of my life?

A history of me in some objects.

Boneka beruang berpakaian seperti badut

Aku diberi boneka ini saat aku masih bayik dan sampai duduk di sekolah menengah atas, boneka ini masih jadi boneka yang paling aku sukak untuk aku peluk saat tidur & saat menangis. He knows how to comfort me. And now make me wondering here is he? I haven't see my bear in so long.

Piano toy

Saat aku duduk dibangku taman kanak-kanak, papah beli piano mainan berwarna biru tosca yang saat tutsnya ditekan akan menerbangkan bola-bola kecil yang ada diujung piano (susah jelasinnya) lagu pertama yang aku mainkan saat itu adalah lagu Ibu Kita Kartini. Dan semenjak saat itu, aku selalu ingin bisa memainkan piano. Sadly, aku masih belum bisa beli piano impianku.

Tas gendong/ransel/backpack

Aku selalu sukak dengan tas gendong ini. Because I can put whatever I want in it. Dan selalu punya kenangan tersendiri. Karena aku pasti bawa backpack saat aku berpergian jauh. Tas gendong punya cerita.

Buku diary

Dulu, aku adalah seseorang yang selalu menaruh apapun yang aku rasakan di kertas. Tepatnya di buku diary. Lewat buku diary, aku bisa tulis apapun yang aku ingin ungkapkan. Oh ya, hampir semuanya diaryku berwarna biru.

Binder

Sama seperti hal diatas, buku diary dipakai untuk jadi tempat curahan hati, binder aku pakai untuk menyemangati diri menggapai mimpi.

Jilbab/gamis

Tahun 2017 aku memutuskan untuk mencoba hijrah memakai jilbab/gamis. Jilbab disini adalah pakaian yang hanya ada dua lubangnya, bagian kepala dan bagian kaki beda hal dengan kerudung ya. Semenjak saat itu, sedikit demi sedikit aku mencoba jadi lebih baik dalam segala hal. Terutama dengan hubungan dengan Allah SWT.

Surat & kartu pos

Di awal Oktober 2019 kemarin, jadi awal mimpi jadi kenyataan, selama lebih dari 23 tahun akhirnya punya sahabat pena & tukeran kartu pos juga. Ini jadi jalan aku untuk lebih kenal banyak orang, belajar budaya dan bahasa. Yeay!

Yup, maybe thats all.

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 5 Februari 2020

Jadi sesuai dengan tulisan aku sebelumnya [Incomings di Awal Tahun 2020]. Hari ini aku mau share beberapa kartu pos yang banyak dikoleksi orang.

1. What Do You Know About...


Kartu pos series ini adalah kartu pos yang dilukis oleh tangan dari seorang yang bertalenta bernama Karina Rustaeva dan dikirim secara internasional dari Russia. Terdapat lebih dari 45 negara yang 'dibuatkan' kartu ini, dan juga terdapat beberapa fakta menarik mengenai negara-negara tersebut. 
Kartu pos yang biasa disingkat WDYKA ini diprint dengan kertas bertekstur yang berkualitas oke. 

2. Happy Postcrossing Series by papersisters


Happy Postcrossing series ini dibuat di Jerman oleh kakak beradik Maike dan Wiebke. Series ini didesign dengan menunjukan peta dari negara tersebut juga monumen terkenal, prangko-prangko, bendera negara juga simbol nasionalnya.

Series Happy Postcrossing pertama yang aku dapat itu dari Jerman. Tempat dimana series ini dibuat oleh papersisters. 

3. Greetings From Series by Postal Love


Kartu pos yang lebih sering disingkat dengan GF ini adalah salah satu series yang juga banyak dikoleksi oleh para postcrosser. Series ini dibuat oleh Postal Love dan didistribusikan dari Polandia dan ada lebih dari 100 negara di seri ini. 

Seri ini berlatar gambar view di negara tersebut, dengan beberapa fakta seperti jumlah penduduk, binatang dari negara tersebut, dan lain-lain.

4. Flags of the World by Postcards Market


Seri ini didistribusikan dari Romania dan seringkali disingkat FOTW dengan bergambarkan bendera dari tiap negara dengan langit biru. Semakin mirip dengan bendera yang sedang berkibar dilangit. 

Dibagian kiri juga terdapat infomasi mengenai peta negara, populasi, luas negara, dll.

5. Icons of Countries by The Postcard House

Icons of Countries ini dilahirkan di negara Singapur dan baru ada kurang lebih 73 series. Setiap kartu pos terdapat informasi mengenai negara tersebut. Seperti olahraga, binatang-binatang dari negara tersebut, dan simbol-simbol dari negata tersebut.

6. World Travel by Nisan


Berasal dari Taiwan, World Travel atau yang biasa disingkat WT ini berinformasikan pemandangan khas dari negara tersebut, peta, simbol, kotak pos, mata uang koin, monumen terkenal, dan binatang asli negara tersebut. 

7. Inge Löök's Old Ladies


Series ini dilahirkan dari seorang Ingeborg Lievonen yang terinspirasi akan 2 wanita tua yang dulu tinggal di satu gedung yang sama dengan Inge saat dia kecil di Helsinki. Alli dan Fifi. Cantik banget kan kartu pos Inge Löök's ini!

8. Gotochi Cards


Gotochi ini didesain dan dipublikasikan oleh Sistem Pos di Jepang. Gotochi yang berarti "lokal" mempresentasikan hal-hal lokal di Jepang seperti tempat, makanan, kostum, dan monumen yang didesain dengan mode kartun yang lucu dan bagus banget! 

Yang bikin tambah lucu itu gotochi adalah shape card. Kartu pos yang berbentuk. Alias nggak kotak mulu kayak yang biasa kita tau. 

Kamu udah punya gotochi apa aja? 

9.  Tausendchön 
Vienna Tram tausendchön

Tausendchön ini terkenal dengan gambar yang tak kenal waktu alias timeless. Dengan ornamen dan warna yang cerah. Burung, kupu-kupu dan gambar "musiman" sesuai dengan musim saat itu biasanya jadi gambar depan postcard. Oh ya, kartu pos Tausendchön itu bertekstur dan berglitter loh! Kalian udah punya? Bagi dong buat aku😂

Sekian deh pengetahuan aku tentang jenis kartu pos yang banyak dikoleksi orang-orang diseluruh dunia. 

Aku baru punya Happy Postcrossing Germany dan World Travel Indonesia. Adakah disini yang sukarela membagi koleksinya untuk aku? Wkwkw.

Oh ya, aku ada quote nih dari The Postcard Market.

“It is said a postcard has 3 stories: the picture, the message and its travelling data. We believe there is a 4th story and most important of all: the emotions that carries with it.” – The Postcard Market


Selamat berkoleksi ria!


Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 5 Februari 2020

abis belanja dari pasar

How do I normally spend my weekends?

Terjadi lagi dong, aku lupa untuk posting di blog kemarin. Tapi nggak apa. Masih ada hari ini. Muehehe.

Weekendku biasanya tergantung dengan jadwal libur suamikku dan dompet kita karena jadwal libur kerjaan pak suamik nggak bisa diprediksikan.

Dalam 1 bulan libur kerja dalam per minggu itu berbeda-beda. Misalnya 1 minggu pertama Sabtu libur, minggu kedua Sabtu liburnya, minggu ketiga Sabtu Minggu liburnya dan minggu ke empat Minggu liburnya. Hmm.

So I have 2 version. Stay at home or go out.

Di minggu pertama awal bulan biasanya weekend dihabiskan dengan..
  1. Belanja bulanan di beberapa supermarket & pasar
  2. Main ke tempat yang pengen aku kunjungi (antara museum, Lembang atau workshop/seminar/kajian)
  3. Dinner diluar
  4. Atau ke tempat berbahaya karena ngabisin banyak duit Kantor Pos Asia Afrika

Minggu kedua
  1. Belanja ke pasar
  2. Kunjungi beberapa relatives
  3. Cuci baju (kalau minggu pertama, aku selalu semangat cuci baju walaupun biasanya suamik yang kerjakan. Karena tau lah, kami pasti pepergian setelah gajian, hihi)
  4. Masak
  5. Tidur
  6. Tidur (lagi)
  7. Makan

Minggu ketiga
  1. Belanja ke pasar
  2. Cuci baju 
  3. Masak
  4. Makan
  5. Tidur
  6. Repeat

Minggu keempat
  1. Belanja bulanan di beberapa supermarket & pasar (aku pasti nyari diskonan & promo. Aku cinta mereka!)
  2. Hampir sama seperti minggu pertama. Aku juga udah nyuci di hari Jum'at karena Sabtu/Minggu pasti pepergian😍

Oh ya, ditambah ada beberapa hal baru yang biasanya aku lakuin terhitung mulai tahun 2020 (terhitung katanya:')) kayak..
  1. Journaling
  2. Nyiram tanaman
  3. Nanam tanaman
  4. Nulis tantangan diblog
  5. Nulis surat/kartu pos (kalau ada hutang aja sih)
Itu aja deh kayaknya.

Kalau kamu gimana biasanya ngabisin weekendnya kamu?

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 3 Februari 2020

My favorite childhood vacation.

Saat itu aku masih duduk dikelas 2 atau 3 sekolah dasar. Adikku masih berumur 2 atau 3 tahun (kita berjarak 6 tahun). Dan kita berlibur ke Dufan & Seaworld Ancol.

Aku yang pelupa ini hanya ingat beberapa detail seperti:

Aku memakai baju favorit ku saat itu. Baju tangan lengan polos pendek berwarna merah hati yang dipadukan dengan kardigan polkadot berwarna sama.

Sebelum kita berangkat, aku yang selalu sukak dengan tas yang mempunyai banyak saku. Merengek ingin meminjam salah satu tas uwaku karena saku tasnya buanyak banget!!

Di Seaworld aku happy banget karena bisa lihat banyak binatang air (I am a huge animals lover) terpana lihat hiu, paus, kura-kura, penyu, dan ikan yang dengan cantiknya berenang kesana kemari.

Di Seaworld juga ada satu kejadian dimana papah menyuruh aku berfoto bersama badut (I am a coulrophobia btw) dan gemeteran banget saat harus foto bareng mereka!!!1!

Saat itu juga aku happy karena kami sekeluarga bisa kumpul. Biasanya, susah banget untuk kumpul itu karena papa & mamah kerja 6 hari dalam seminggunya. Aku dan adik banyak menghabiskan waktu bersama nenek, kakek, uwa dan bibi kami.

Itu bakalan jadi momen vacation kami sekeluarga yang nggak akan pernah kami lupakan.


Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 3 Februari 2020


What was my first driving experience like?

Pertama kali belajar berkendara itu mengendarai motor. Dan aku diajari oleh papah.

Itu sekitar tahun 2013 an. Aku masih duduk dikelas 2 SMK saat itu.

Motor papah itu motor bebek bukan ya? Yang bergigi itu. Dan aku selalu sulit mengerti setiap kapan saja gigi dipindahkan.

Aku lebih jago saat berkendara di jalan yang lurus. Di saat ada belokan, aku harus menurukan gas karena masih grogi takut nabrak atau jatuh.

Selama belajar mengendarai motor, alhamdulillah. Nggak pernah jatuh atau menabrak atau ditabrak. Alhamdulillah.

Tapi suatu hari sekitar tahun 2016 an aku pernah dengan 'sok' nya mengendarai motor dijalan yang menurun dan rusak.

Saat itu aku membonceng mantan pacar (read: suamik), dan dasar aku yang begitu sok bisa. Motor tergilincir karena aku yang tadinya mau mengerem malah mengerem dan menggas motor secara bersamaan. Kami hampir terjatuh, untung mantan pacar dengan sigap mengendalikan aku yang sok bisa kala itu. Hahaha.

Sejak saat itu, nyaliku jadi ciut saat harus mengendarai motor dijalan yang rusak/menurun apalagi dua kombinasi itu. Duh!

Berujung dengan 
"Ayah aja deh yang bawa motornya, ya?"

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 1 Februari 2020

A lesson I learned from my grandpa.

Kalau ditanya 
"Syl, aslinya orang mana?" 
Aku selalu jawab 
"Bandung." 
Aku cuma mau make it simple. Padahal, kalau diceritain itu belibet. 

Papa lahir dari seorang wanita (opungku) yang adalah seorang chinese dan kakek (opung) yang asli Indonesia (Batak - Jawa). Papa berwajah seperti orang chinese pada umumnya. Mempunyai mata yang sipit dan berkulit putih. Badan yang besar seperti kakekku & bersuara keras seperti halnya orang Batak. 

Mama lahir di Bandung, dari nenek yang memang asli Sunda namun kakek yang asli dari Sulawesi Utara. Tepatnya di Manado. 

Jadi, kira-kira kalau ditanya pertanyaan diatas mau jawab apa biar simple? 

Yaudah, Bandung aja. Karena aku lahir dan besar disini.
Eh tapi, nggak sedikit juga yang lanjut lagi bertanya. 
"Tapi kok mata kamu sipit ya?"
:)

---

Kakek yang ku kenal sangat dekat adalah ayah dari mama. Kakek dari papah gimana? Opung sudah meninggal, bahkan sebelum mama & papah bertemu. 

Aku tau beberapa cerita mengenai opung dari papah. Seperti, opung adalah seseorang yang sangat mencintai tanah airnya. Dan pernah jadi bagian di TNI. Dan aku percaya itu, karena beberapa waktu setelah papah pergi, aku menemukan beberapa kertas yang bertuliskan piagam/sertifikat penghargaan untuk opungku. Dan tebak, ditanda-tangani oleh siapa? 

Soeharto. 

Presiden kedua di Indonesia.

Iya. Sehisteris apa pas aku tau. Nggak nyangka!!

Eh tapi, kakek juga punya kesamaan dengan opung. Sama sama mencintai tanah airnya! 

Dulu, waktu aku masih duduk dibangku TK sampai dengan SD, aku sering melihat kakek duduk didekat TV saat menonton pertandingan sepakbola. 

Saat pertandingan sepakbola belum dimulai, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kakek akan ikut berdiri dari duduknya dan ikut menyanyi lagu kebangsaan Indonesia. Saat para pemain hormat kepada sang saka merah putih, kakek juga akan ikut hormat. 

Di saat pertandingan selesai, dan hasilnya mengecewakan, kakek akan ngomel-ngomel (tipikal suporter yang normal saat tau tim kesayangannya kalah) dan akan sorak soray berbahagia bahkan sampai menangis ketika tau tim kesayangannya menang. 

Jiwa patriotnya memang besar! 

Sebelum kakek pensiun, kakek adalah seorang pengemudi mobil TNI. 

They have something in common, right?

Dari situ, aku belajar bahwa bagaimanapun keadaan Indonesia saat ini. We have to respect, to love our country. 

Dulu Indonesia dimerdekakan oleh pahlawan-pahlawan yang rela berkorban di medan perang untuk kita yang sekarang. Kita yang sekarang dapat hasilnya dari perjuangan pahlawan kala itu.

Ya masak sih kita nggak bisa sama sama ikut memajukan bangsa ini yang dulu dengan susah payah dimerdekakan oleh pahlawan bangsa? 

Itu sih yang aku pelajari dari kakek dan opungku.

Sekian.

Love,

Sylvia


Assalamualaikum
Bandung, 1 Februari 2020

Waktu kok cepat banget ya rasanya? Serasa baru kemarin nulis postingan kalau aku mau menantang diri aku dengan 30 days writing challenge untuk bulan Januari. Dan hari ini adalah hari pertama di bulan Februari. 

Sejujurnya aku cukup terkesan dengan diri aku yang agak pemalas ini. Emang pemalas padahal. Karena aku udah menyelesaikan tantangan menulis selama 30+1 hari di bulan Januari. Walaupun ternyata menjadi konsisten itu tidak semudah yang dibayangkan. Beberapa kali selama challenge, aku sempat lupa atau bahkan bingung mau nulis apa. Dan berakhiran dengan aku memosting 2 atau bahkan sampai 4 postingan dalam sehari ;)

Karena aku masih ingin konsisten dalam menulis di blog. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali menantang diri aku untuk menulis selama 29 hari kedepan di blog ini. 

Dan selama 29 hari kedepan pula, aku bakalan tulis tulisan yang memang sudah ada topik di setiap harinya. Ini dia topiknya..

source: Pinterest

Hope you guys don't mind karena 29 hari kedepan yang mungkin akan berlanjut sampai ke tantangan 366 hari kedepan akan ada sederet curhatan, kehidupan pribadi aku, dan remah-remah lainnya yang bakalan menuhin isi blog di bulan Februari ini. 

Tapi aku juga bakalan coba untuk tetap nulis blog yang berkaitan dengan korespondensi, foods, traveling, dan yang lainnya.

Yosh, ganbatte!

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 31 Januari 2020

Resep Hokaido Cheese Bread

Sebulan yang lalu dapat rezeki berupa 7 kotak keju blok. Semenjak saat itu juga jadi kepikiran terus ini keju mau dibuat apa. Tapi karena kami sekeluarga 'biasa' saja menyukai keju, 3 kotak keju meluncur ke rumah 3 kakak mama.

Sisa 3 1/2. Kenapa 3 1/2? Karena 1/2 kotak sudah habis untuk dijadikan bahan topping roti tawar yang sengaja aku panggang biar ada variasinya.

Bahan custard

  • 200ml susu cair
  • 25gram tepung maizena/cornstarch
  • 30gram gula pasir
  • 1 buah kuning telur
  • 25gram mentega

Bahan utama

  • Secukupnya roti tawar kupas
  • Keju quickmelt/mozzarella

Cara membuat

  1. Campur lalu aduk rata tepung maizena & gula pasir. 
  2. Tambahkan 200ml susu cair dan kuning telur, aduk rata.
  3. Setelah adonan tercampur dengan baik, saring adonan.
  4. Panaskan adonan custard dengan api kecil.
  5. Aduk lalu tambahkan mentega. 
  6. Aduk terus hingga adonan custard mengental.
  7. Matikan api, lalu angkat adonan custard.
  8. Olesi custard di roti tawar kupas. Lalu taburi keju mozzarella atau quickmelt yang sudah di parut.
  9. Satukan roti yang sudah diolesi dengan roti lain. 
  10. Olesi bagian luar roti dengan custard.
  11. Panggang dengan api kecil hingga kulit roti berwarna kecoklatan
  12. Angkat dan nikmati selagi hangat.

Jadi deh hokaido cheese bread ala aku.

nikmati dengan susu hangat tambah ngeunah


Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 31 Januari 2020


My highs and lows in this month.

It's almost a month that I do this writing challenge. And perhaps, you know me a lil bit more because of this writing challenge.

And grumpy me, I didn't check the days in January 2020 when I picked this writing challenge. The writing challenge are 30 days. And this January 2020 have 31 days. So, I decided to post 1 out of topic articles for completing my writing challenge.

---

My highs in the month are I'm feeling like I'm more responsible and more consistent. I do a lot of stuffs this month and I'm glad I did it quite well. If you guys read some of my writing challenge, you may know I did started a lot of activities this month. Like journaling, planting, learning new languange, challenging myself to write everyday for 30days in this blog, and etc.

My lows in this month are I didn't go out as much as I want. My husband just started a new job a while ago and we don't have any free schedule to go out like we did in last year. Usually, we went out 2-4 times in a month. Maybe in the next month, we will do same. Ah😔
I also didn't receive many postcard & letters. The last incoming was January 4th. Hiks.

How about you? What are your highs and lows in this month?

Love,

Sylvia
Assalamualaikum
Bandung, 29 Januari 2020


What are my goals for the next 29 days?

1. Konsisten recited Al Qur'an. SETIAP HARI. Exc pas haid, dengerin murotal.
Update: 28/29 completed. Alhamdulillah.

2. Konsisten shalawatan min 1000x/hari. 
Update: sayangnya aku nggak buat tracker shalawat di jurnalku. Tapi aku yakin, its 26/29 completed.

3. Konsisten nulis jurnal. SETIAP HARI.
Update: done. 🌼

4. Konsisten nulis di blog. SETIAP HARI.
Update: aku memutuskan buat berhenti nulis writing challenge di hari ke 12 bulan Februari ini. Kenapa? Karena aku jadi terlalu fokus dengan writing challenge dan mengabaikan ide-ide aku untuk nulis di blog.

5. Exercise min 2x dalam seminggu.
Update: ehe. Selama 29 hari ini aku olahraga 1x. Dan itupun tadi, lari. Sekarang kaki bengkak karena tadi terkilir. Buahahaha. 

6. Ada no rice day, no spend day, 2 hari dalam seminggu.
Update: setiap hari aku makan nasi 29/29. Tapi ada hari dimana aku nggak sarapan/lunch/dinner dengan nasi. So, yeah. I lost it all.
  
7. Learning more about tajwid & french. Kalau bisa sama bhs jepang.
Update: dalam 29 hari ini aku belajar bahasa cuma 2x. Omg, I need to be more productive.

8. Less instagram (banyak abisin kuota)
Update: aku berhasil menghabiskan kurleb 11 hari tanpa instagram.  

9. Target baca 3 buku harus selesai dalam 1 bulan. Kalau bisa lebih, you get a reward!
Update: aku ternyata baru bisa menyelesaikan 1 buku dari target 3 buku. Hampir 2 buku sih sebenernya, tapi masih halaman2 awal. Yaampun.

10. Had fruits or juice min twice per week.
Update: dalam 1 minggu aku konsumsi buah/jus bisa 2x. Yeaay.

11. Promosi jualan lebih semangat lagi.
Update: sepi choy, aku sampek terheran heran. Hmm.

12. Ikutan InCoWriMo. Kalau dirasa sanggup dan bisa.
Update: aku misqueen dibulan ini, so aku memutuskan buat nggak join InCoWriMo.

13. Buat makanan sendiri. Jangan jajan diluar terooos!
Update: bulan ini aku total jajan diluar lebih sedikit dibandingkan buat makanan sendiri. Good job, Sylvia.

14. Konsisten nulis/ngelakuin challenge. Untuk Sylvia yang lebih baik. Eaa~
Update: alhamdulillah, aku join beberapa grup baru di WhatsApp yang pastinya bakalan bawa aku jauh lebih baik, lagi dan lagi.

15. Lebih banyak keluar rumah. Jangan ngerem dirumah wae, hehe.
Update: 16x keluar rumah dari 29hari. Good, tingkatkan.

16. Tanam lebih banyak tanaman.
Update: aku nanam tanaman seledri bulan ini. Dan mulai tumbuh walaupun masih kecil. 

17. Lebih sering crafting.
Update: aku banyak menulis surat & postcard dibulan ini, tapi lebih jarang crafting. Hmm.

18. Keluar rumah, terutama pas pepergian pake masker & kacamata!
Update: aku selalu coba. Walaupun ada saat dimana kacamata ketinggalan, masker dipake pas berangkatnya doang pulangnya lupa. Ehe.

19. Learn new recipes
Update: yeay, aku belajar beberapa resep baru bulan ini. Tadi (29/2/2020) aku belajar buat Lobster Saus Padang. And its delicious.

20. Ikut kegiatan seminar, kajian, atau workshop!!
Update: Qadarullah, aku join 2 acara bulan ini. Sedekah Akbar Bandung 2020 dan menulis kartu pos dengan adik-adik di Panti Asuhan & Ponpes Ulul Albab. Alhamdulillah. Aku juga ikut 3 KulWap bulan ini. 🎉


InshaAllah bakalan aku update lagi diakhir bulan depan, apa-apa yang udah aku lakuin nanti. Semoga bisa! Ganbatte, Sylvia!!!

And I think I'll write down this goals in my journal. 


Love,

Sylvia
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

POPULAR POSTS

  • A Thank You Letter To My Papah
  • Nggak akan berhenti gitu aja
  • Aku Seorang Istri
  • Happy Eid Mubarak 1439 H
  • Aku Takut...

ABOUT SYLVIA




 

Seorang wanita, cielah wanita. Yang sekarang menjadi seorang istri. Seseorang yang masih jadi pemimpi dari sebuah kampung di Bandung. Suka akan wewangian bayi dan susu putih. Bermimpi bisa menginjakan kakinya di tanah Paman Sam, menjadi seorang traveller keliling dunia walau tampaknya sulit karena untuk ngekost pun tidak diperbolehkan mamake dan bapake. Tapi itu dulu, sekarang alhamdulillah udah tinggal berdua sama suami. Yang selalu berangan yang menguasai banyak bahasa walau tampaknya sulit karena buku belajar bahasa mandarin yang dibelikan papa pun sudah usang tak terpakai. Seorang pemimpi yang ingin mimpi-mimpinya jadi nyata walaupun kenyataannya bangun pagi pun mesti pakai alarm. Nulis apapun yang mau ditulis. Seringnya nulis sesuatu yang weird dan nggak di mengerti orang. Enjoy!

SUBSCRIBE & FOLLOW

Categories

  • Books 5
  • Cha 1
  • Challenge 44
  • Correspondence 21
  • DIY 2
  • Foods 6
  • Jawa Barat 14
  • Kehidupan 32
  • Movie 1
  • Museum 2
  • Percintaan 10
  • Perkucingan 1
  • Thoughts 105
  • Traveling 1
  • Travelling 8
  • Writing 46

Advertisement

Sylvia Nabilasari Saragih . Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Blog Archive

  • 2023 (1)
    • Januari (1)
  • 2022 (2)
    • Mei (2)
  • 2021 (1)
    • Oktober (1)
  • 2020 (57)
    • Juni (1)
      • Halo!
    • April (4)
      • Sebuah Pesan Dari Masa Lalu
      • Kenalan Yuk dengan iPusnas!
      • Apa Yang Harus Dilakukan Selama #dirumahaja ?
      • Fenomena Halo Matahari
    • Maret (3)
      • Orchestra Musik Museum di Museum Geologi Bandung
      • Belajar Menulis Kartu Pos di Panti Asuhan & Ponpes...
      • Sedekah Akbar Bandung 2020
    • Februari (14)
      • February: Day 12 Writing Challenge - What are Your...
      • February: Day 11 Writing Challenge - Am I a City o...
      • February: Day 10 Writing Challenge - Did I ever Ge...
      • February: Day 9 Writing Challenge - What Nicknames...
      • February: Day 8 Writing Challenge - My Favorite Wi...
      • February: Day 7 Writing Challenge - What Personal ...
      • February: Day 6 Writing Challenge - What is My Rel...
      • February: Day 5 Writing Challenge - What Objects T...
      • Kartu Pos yang Paling Banyak Dicari
      • February: Day 4 Writing Challenge - How do I usual...
      • February: Day 3 Writing Challenge - My Favorite Ch...
      • February: Day 2 Writing Challenge - What was My Fi...
      • February: Day 1 Writing Challenge - A Lesson I Lea...
      • 29 Days Writing Challenge
    • Januari (35)
      • January: Day 31 Writing Challenge - Hokaido Cheese...
      • January: Day 30 Writing Challenge - My Highs and L...
      • January: Day 29 Writing Challenge - My goals for t...
  • 2019 (41)
    • Desember (14)
    • November (10)
    • Oktober (4)
    • September (2)
    • Agustus (1)
    • Juli (3)
    • Juni (5)
    • Mei (1)
    • Januari (1)
  • 2018 (15)
    • Oktober (3)
    • Juli (2)
    • Juni (2)
    • Mei (3)
    • April (4)
    • Februari (1)
  • 2017 (13)
    • November (1)
    • Oktober (1)
    • September (7)
    • April (2)
    • Februari (2)
  • 2016 (5)
    • November (2)
    • Maret (1)
    • Februari (2)
  • 2015 (7)
    • November (3)
    • Oktober (4)
  • 2014 (4)
    • Maret (2)
    • Februari (2)

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates